Polda Sulteng akan Tindak Tegas Jika Ada Oknum Aparat Terlibat PETI
Kegiatan PETI di Desa Lobu, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi Moutong yang belakangan ini tengah marak mendapat tanggapan dari Polda Sulawesi Tengah.
Pihaknya tengah menyelidiki atas dugaan keterlibatan oknum aparat yang melindungi pelaku aktivitas Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) itu.
Pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulteng akan menindak tegas jika benar ada oknum aparat kepolisian yang terlibat di dalamnya.
“Kami sampaikan Satker terkait. Apabila ada dugaan keterlibatan oknum pasti akan dilakukan penindakan sesuai aturan hukum yang berlaku,” tegas Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari saat dikonfirmasi tim media, Jumat (17/5/2024).
Sementara informasi terbaru yang dihimpun, saat ini para pelaku PETI sedang berhenti beraktivitas guna menghindari adanya penertiban.
Sumber tim media yang namanya dirahasiakan menduga, ada okum aparat Polres Parigi Moutong mengiimbau agar para pelaku PETI dan pemilik alat berat menyembunyikan alat berat mereka.
“Disuruh berhenti dulu sementara waktu. Excavator disuruh sembunyikan di tempat aman,” ungkap sumber.
Diketahui, di lokasi Bengka ada dua hingga empat unit excavator yang diduga milk HB melakukan aktivitas ilegal dengan mengeruk material.
Diberitakan sebelumnya, aparat didesak tertibkan dugaan PETI yang mulai marak di Kabupaten Parigi Moutong utamanya di wilayah Kecamatan Moutong.
Informasi yang berhasil dihimpum tim media menyebutkan, bahwa Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) tengah berjalan secara diam-diam di sejumlah lokasi di Desa Lobu, Kecamatan Moutong, Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).
Sumber tim media menyampaikan aktivitas PETI alias tambang emas ilegal tersebut berlangsung Desa Lobu dan di beberapa titik lokasi. Di antaranya Lemo, Bengka, Tagena, dan Nasalane.
Maraknya aktivitas PETI ini diduga ada keterlibatan oknum aparat tertentu yang melindungi para pelaku serta pemilik alat berat jenis excavator.
Sumber menyebut, para pelaku dan pemilik dengan inisial JM, AE, JL, SN, HD, PL, dan HB. Mereka ini katanya pemain PETI sekaligus juga pemilik alat berat.
Di Nasalane ada 8 unit alat berat. 5 unit diduga milik JL, dan 3 unit yang belum diketahui siapa pemiliknya. Sementara di Bengka 4 unit diduga milik SM.
Kemudian, di lokasi Lemo belum diketahui jumlah alat berat diduga pemiliknya JM dan AE. Sedangkan alat berat yang saat ini bekerja di lokasi Bengka milik HB.