Cerita Asli KKN di Desa Penari versi Nur dan Widya dari Thread Twitter
Film KKN di Desa Penari sukses menarik perhatian penonton sejak dirilis pada 30 April 2022.
Diketahui, film KKN di Desa Penari ini diadaptasi dari kisah nyata tentang beberapa mahasiswa yang mengalami peristiwa menyeramkan saat menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di desa terpencil.
Kisah di balik kesuksesan KKN di Desa Penari berawal dari kehebohan utas dari salah satu pengguna Twitter bernama SimpleMan yang sempat viral tahun 2019 silam.
Menurut SimpleMan, kisah horor tersebut merupakan kisah nyata yang terjadi di sebuah desa terpencil di daerah Jawa Timur.
Dikutip dari akun Twitter @SimpleM81378523, kisahnya diceritakan dari 2 sudut pandang berbeda, versi Widya dan versi Nur. “KKN di Desa Penari- Horror Story,” demikian judul yang ditulis akun tersebut untuk mengawali cerita.
Akun tersebut juga menjelaskan bahwa cerita tersebut diangkat agar orang-orang bisa mengambil pelajaran dari kisah tersebut. Oleh karena itu, identitas dari cerita asli seperti nama kampus, peserta KKN, desa, kota, fakultas dirahasikan dan disebut sebagai Desa Penari.
Tokoh-tokoh dalam cerita tersebut adalah Widya, Nur, Bima, Ayu, Wahyu, dan Anton. Mereka sudah diperingatkan untuk tidak melewati batas gerbang terlarang. Tetapi, beberapa dari mereka melanggar peringatan tersebut hingga sejumlah pengalaman janggal dan mengerikan menghantui mereka.
Berikut ini adalah cerita asli Cerita asli KKN di Desa Penari versi Nur dan Widya.
Cerita asli KKN di Desa Penari versi Nur
Cerita ini adalah cerita yang pernah gw tulis, namun dari sudut pandang berbeda, kali ini, penulis sudah mendapatkan ijin dari yang punya cerita, sehingga penulis bisa mengeksplore semua teka-teki yang sebelumnya tidak terjawab di versi lain cerita ini. dari sini, cerita dimulai
@bacahorror masih sama seperti yang dulu, untuk peraturan kita, lokasi, kampus, fakultas semua di rahasiakan. untuk kalian yang sudah menebak atau tahu dimana latar lokasi cerita ini dimohon untuk tidak mengungkap sebagai penghormatan atas janji penulis kepada si pencerita.
untuk pengertianya, gw ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.
Nur segera merapikan tempat tidurnya, hidup merantau demi menyelesaikan pendidikanya di universitas yang sudah menjadi impianya sejak kecil kini tinggal menunggu bulan demi bulan. hanya tinggal menyelesaikan tugas terakhirnya, salah satunya, adalah tugas pengabdian pd masyarakat
orang lebih mengenalnya dengan KKN (Kuliah kerja nyata). Malam ini, Ayu, teman sefakultasnya, baru saja membicarakan tentang rencananya, bahwa, ia, sudah memiliki tempat yang cocok untuk pelaksanaan KKN mereka, dan Nur akan ikut dalam observasi pengenalan pada desa tersebut.
di’sela Nur mempersiapkan keberangkatanya malam ini, ia teringat harus segera memberitahu temanya yang lain tentang observasi ini, karena ia tahu, bahwa KKN program mereka, harus di selesaikan bersama-sama. janji, sebagai sahabat yang harus lulus bersama-sama. “Wid, nang ndi?”
(Wid, dimana?) “nang omah Nur, yo opo, wes oleh nggon KKN’e” (di rumah Nur, gimana, sudah dapat tempat KKN’nya) “engkok bengi Wid aku budal karo Ayu, doaken yo” (nanti malam Wid, aku berangkat sama Ayu, doakan ya) “nggih. semoga di acc ya” “Aamiin” balas Ayu, mematikan telpon
balas Nur mematikan telpon* detik-demi detik berputar, tanpa terasa malam telah tiba, Nur melihat sebuah mobil kijang mendekat. dari dalam, keluar sahabatnya Ayu, di belakangnya, ada sosok lelaki. mungkin itu adalah mas Ilham, kakak Ayu. pikir Nur dalam hati.
“Ayo. budal” kata Ayu, menggandeng Nur agar segera masuk ke dalam mobil. mas Ilham membawakan barang Nur, kemudian mobil pun mulai berangkat. “adoh gak Yu” (jauh tidak yu) tanya Nur, “paling 4 sampe 6 jam, tergantung, ngebut ora” (paling 4 sampai 6 jam, tergantung ngebut ndak)
“sing jelas, desa’ne apik, tak jamin, masih alami. pokok’e cocok gawe proker sing kene susun wingi” (yang jelas, desanya bagus, tak jamin, masih alami, pokoknya cocok buat proker yang kita susun kemarin) Ayu terlihat begitu antusias, sementara Nur, ia merasa tidak nyaman.
banyak hal yang membuat Nur bimbang, salah satunya, tentang lokasi dan sebagainya. sejujurnya, ini kali pertama Nur, pergi ke arah etan (Timur) sebagai, perempuan yang lahir di daerah kulon (barat) ia sudah seringkali mendengar rumor tentang arah etan, salah satunya, kemistisanya
Mistis, bukan hal yang baru bagi Nur, bahkan ia sudah kenyang dengan berbagai pengalaman akan hal itu, saat menempuh pendidikanya sebagai santriwati, mengabaikan perasaan tidak bisa di lakukan secara kebetulan semata. dan malam ini, belum pernah Nur merasa setidak’enak ini.
benar saja. perasaan tidak enak itu, terus bertambah seiring mobil terus melaju, salah satu pertanda buruk itu adalah ketika, sebelum memasuki kota J, dimana tujuanya kota B, Nur melihat kakek-kakek yang meminta uang di persimpangan, ia seakan melihat Nur. tatapanya, prihatin.