Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, mengajak seluruh elemen pemerintahan untuk meninggalkan pola kerja sektoral dan mulai membangun sinergi konkret lintas struktur. Hal itu ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Wakil Gubernur dr. Reny Lamadjido dan jajaran Pemerintah Kabupaten Buol, Rabu (28/5), di Gedung DPRD Buol.

Rapat ini diikuti oleh kepala OPD baik dari pemerintah provinsi maupun kabupaten, camat, kepala desa, serta sejumlah pimpinan instansi vertikal di wilayah Buol. Momen ini bukan sekadar temu birokrasi, tetapi lebih sebagai ajang penyelarasan arah pembangunan daerah.

“Kita mau datang menyamakan persepsi antara Gubernur dan Bupati,” kata Anwar Hafid dalam arahannya.

Ia menyebutkan bahwa jika tidak ada kesatuan visi, maka setiap tingkatan pemerintah akan berjalan sendiri-sendiri.

“Kalau tidak satu persepsi, kita masing-masing jalan,” ungkapnya.

Nada yang ia bangun bukan sekadar seruan, tetapi refleksi dari pengalamannya sendiri. Pernah menjadi kepala desa, camat, bupati, hingga anggota DPR RI, Anwar menyampaikan bahwa dirinya tahu persis bagaimana sulitnya membangun jika instansi berjalan masing-masing.

“Saya ini pernah jadi kepala desa, camat, bupati, bahkan anggota DPR, jadi saya paham betul arti pentingnya kolaborasi,” ujarnya.

Ia lalu menyuarakan perubahan pendekatan, dari sekadar “sama-sama bekerja” menjadi “bekerja sama”, menekankan bahwa keduanya bukan hal yang sama.

“Gubernur dan bupati harus bekerja sama karena yang dituju sama. Yakni, kesejahteraan rakyat,” serunya yang langsung disambut tepuk tangan.

Dalam forum ini, Gubernur Anwar juga memperkenalkan kembali program prioritas kepemimpinannya bersama Wakil Gubernur dr. Reny, yaitu 9 Berani (Bersama Anwar-Reny). Ia meyakini bahwa pendekatan dalam program ini bisa menjawab kebutuhan nyata Kabupaten Buol.

“Saya yakin 9 Berani ini cocok di Buol,” katanya.

Tak hanya itu, Anwar menegaskan bahwa visi dan misi yang ia bawa sebagai Gubernur bukan datang dari dirinya sendiri, melainkan hasil sintesis dari aspirasi seluruh kepala daerah di Sulawesi Tengah.

“Visi misi Gubernur itu disalin dari visi dan misi semua bupati/walikota di Sulawesi Tengah,” ujarnya lugas.

Rapat ini menjadi semacam penanda bahwa sinergi bukan hanya jargon. Dengan kepala desa, camat, hingga bupati dan Gubernur duduk bersama dalam satu forum, semangat pembangunan kolaboratif menjadi semakin konkret. Bukan sekadar koordinasi administratif, tetapi langkah bersama menuju kesejahteraan yang merata.***