PALU, Infopena.com – Referendum yang digelar masyarakat Kecamatan Lore Utara Kabupaten Poso, yang mendiami kawasan Dongi-dongi Senin (16/4) lalu menghasilkan kemenagan terhadap masyarakat Dongi – dongi yang tetap ingin menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Sigi bukan Kabupaten Poso.

Referendum atau jejak pendapat ini dilakukan untuk memastikan status wilayah mereka, dan dari hasil jejak pendapat yang dikuti sekitar 800 warga pemilik hak konstitusi sebanyak 692 suara memilih bergabung dengan Kabupaten Sigi sedangkan 73 suara lainnya menginginkan untuk tetap bergabung dengan Kabupaten Poso.

Baca Juga:Terlibat Narkoba, Polisi Bekuk Tiga Pemuda di Jalan Durian

Hal tersebut diketahui melalui Unjuk Rasa yang dilakukan oleh Forum Petani Merdeka (FPM) Dongi – dongi saat menyampaikan hasil referendumnya tersebut ke Kantor DPRD Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), Kamis (19/4).

Dalam orasinya, Koordinator Lapangan (Korlap) Rizal Masih mengatakan, bahwa jejak pendapat ini murni aspirasi masyarakat yang menginginkan wilayah mereka memiliki status hukum yang jelas, serta mendapat pengakuan baik itu dari pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

“Jadi yang kami harapkan agar supaya hasil referendum yang sudah kami lakukan ini diakui oleh pemerintah daerah sulteng juga pemerintah pusat, sebab bagi kami menjadi masyarakat Kabupaten Sigi adalah Harga Mati,” tegas Rizal.

Dalam peneyerahan hasil referendum yang berlangsung dikantor DPRD Sulteng itu, massa aksi disambut langsung oleh politisi F-Gerindra Arena Jaya Parmpasi, yang merupakan perwakilan pansus yang sudah dibentuk untuk menyelsaikan persoalan tapal batas Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso.

Kepada para pengunjuk rasa, Arena Jaya Parampasi mengatakan, bahwa dirinya berserta anggota legislatif lainnya akan memperjuangkan hasil referendum yang sudah mengahsilkan keputusan yang demikian dinilai mutlak.

“Saya masih Arena Jaya yang dulu, saya akan memperjuangkan apa yang sudah menjadi keputusan masyarakat dongi – dongi,” tegas Arena. FLD