Semangat kolaborasi lintas profesi kesehatan di Sulawesi Tengah semakin menguat dengan dikukuhkannya Forum Komunikasi Profesi Kesehatan Sulteng. Forum ini resmi dipimpin oleh Dr. dr. Ketut Suarayasa, M.Kes., M.H., dan menghimpun beragam profesi kesehatan mulai dari dokter, perawat, hingga ahli gizi dan sanitarian.

Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, yang hadir langsung dalam pengukuhan di Gedung Pogombo, Sabtu (26/4), memberikan apresiasi atas terbentuknya forum ini. Ia berharap semangat kolektif para profesional kesehatan dapat menjadi kekuatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama dalam menekan angka stunting dan kematian ibu serta bayi.

“Jangan berhenti kompak, jangan berhenti solid untuk melayani masyarakat,” pesannya di hadapan para peserta acara.

Pengukuhan tersebut dirangkaikan dengan seminar kesehatan bertema Berani Sehat: Bersinergi Cegah Stunting dan Turunkan AKI-AKB. Dalam kesempatan itu, dr. Reny juga membagikan ide inovatif dari Gubernur Dr. H. Anwar Hafid, M.Si, yang mewajibkan keluarga di Sulawesi Tengah memasang bendera di depan rumah sebagai tanda adanya anggota keluarga yang sedang hamil. Gagasan ini bertujuan menggerakkan kepedulian warga sekitar dalam menjaga keselamatan ibu hamil dan bayinya.

“Semoga kita mendapat pola kolaborasi untuk bekerjasama dengan pemerintah provinsi,” kata dr. Reny, menekankan pentingnya rekomendasi dan strategi inovatif demi mewujudkan Sulteng Nol Stunting dan Nol AKI-AKB.

Sementara itu, Ketua Forum dr. Ketut Suarayasa menyampaikan bahwa hingga saat ini sudah ada 20 organisasi profesi kesehatan yang bergabung, dan jumlah itu diperkirakan masih akan bertambah.

“Mungkin akan ada lagi OP (Organisasi Profesi) yang masuk,” ujarnya.

Untuk program kerja terdekat, forum ini akan melaksanakan aksi intervensi penurunan stunting secara terfokus di Kecamatan Banawa, Kabupaten Donggala. Selain itu, mereka juga akan menggelar Fun Run 5K dengan target 5.000 peserta pada 25 Mei mendatang.

Acara pengukuhan dan seminar ini dihadiri oleh perangkat daerah terkait, pengurus organisasi profesi kesehatan, serta mahasiswa dari berbagai kampus negeri dan swasta di Sulawesi Tengah, memperlihatkan antusiasme besar terhadap gerakan kolektif ini. ***