Assoc. Prof. Dr. Marissa Grace Haque, S.H adalah seorang aktris sekaligus politikus yang dikenal memiliki karier yang gemerlap di kedua bidang tersebut. Marissa Haque adalah istri dari seorang artis sekaligus musisi kondang tanah air yaitu Ikang Fawzi. Selama berkarier di dunia hiburan, Marissa Haque merupakan sosok yang sukses di bidang dunia peran.
Selain itu, perempuan yang meninggal dunia pada 2 Oktober 2024 ini juga merupakan kakak dari model dan pemeran Indonesia, yaitu Soraya Haque dan Shahnaz Haque.
Marissa telah membintangi berbagai jenis judul film layar lebar yang terkenal pada masanya. Salah satunya adalah Tinggal Landas Buat Kekasih yang tayang pada tahun 1984.
Tidak hanya itu, Marissa juga termasuk perempuan yang sukses di bidang akademis. Lantas, bagaimana biografi Marissa Haque, kehidupan pribadi dan keluarganya, serta perjalanan kariernya sebagai seorang pemain film dan politisi? Simak ulasannya sebagai berikut.
Biografi Marissa Haque
Marissa Grace Haque merupakan sosok wanita serba bisa yang dikenal di berbagai bidang, mulai dari dunia hiburan, politik, hingga pendidikan. Marissa Haque lahir pada 15 Oktober tahun 1962 di Balikpapan. Ia adalah salah satu figur publik Indonesia yang selalu menarik perhatian publik karena memiliki kepribadian yang kuat dan kesuksesan di berbagai sektor.
Marissa telah melalui perjalanan panjang dalam hidupnya yang penuh warna. Selain ia dan suami, adiknya, Soraya Haque, juga dikenal sebagai seorang model dan aktris terkenal di era 1980-an. Maka dari itu, keluarga Marissa adalah keluarga yang sangat kental dengan dunia seni dan hiburan tanah air.
Kehidupan Pribadi dan Keluarga Marissa Haque
Marissa Haque berasal dari keluarga yang cukup terkenal di Indonesia. Dia adalah putri dari pasangan Allen Haque dan Mieke Soeharijah. Perempuan cantik ini memiliki darah campuran yaitu, Belanda-Perancis dari sang ayah, dan Madura, dari sang ibu. Selain itu, kakek Marissa Haque adalah pria yang berasal dari Pakistan.
Marissa menjalani kehidupan masa kecil dengan berpindah-pindah. Saat masih TK dan SD, Marissa mengikuti ayahnya yang bekerja di PT Pertamina. Dengan begitu, Marissa harus tinggal di Palembang, Sumatera Selatan. Namun, kemudian ia pindah ke Jakarta dan melanjutkan sekolah di SD Tebet Timur Pagi III, Jakarta.
Dalam kehidupan pribadinya, Marissa Haque menikah dengan musisi terkenal Ikang Fawzi pada 3 Juli tahun 1986. Pernikahan mereka dikenal sangat harmonis di dunia hiburan Indonesia. Marissa dan Ikang dikaruniai dua anak perempuan, yakni Isabella Muliawati Fawzi dan Marsha Chikita Fawzi. Kedua putrinya juga dikenal berbakat di bidang seni.
Sebagai ibu dan istri, Marissa dikenal sangat mengutamakan keluarga meskipun tetap aktif di dunia karier. Hubungannya dengan Ikang Fawzi sering kali menjadi sorotan karena keduanya dianggap sebagai pasangan yang saling mendukung satu sama lain baik dalam urusan rumah tangga maupun karier masing-masing.
Pendidikan Marissa Haque
Pendidikan Marissa tentu tidak bisa dipisahkan dari kehidupan pribadinya. Setelah menghabiskan masa SD, Marissa melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 73 Tebet, Jakarta, dan SMA di SMA Negeri 8 Bukit Duri, Jakarta Selatan. Usai lulus SMA, karier pendidikan Marissa pun semakin meroket.
Setelah menempuh pendidikan SMA, Marissa Haque melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Trisakti. Marissa lulus dari Trisakti dan memperoleh gelar Sarjana Hukum. Tidak hanya berhenti di situ, Marissa kemudian melanjutkan studi S2 di bidang bahasa anak tuna rungu dan Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta.
Selain itu, Marissa juga lulus sebagai magister administrasi bisnis (MBA) di Fakultas Ekonomi UGM. Marissa kemudian melanjutkan pendidikan S3-nya di Pusat Studi Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Februari 2012.
Keputusan Marissa untuk mengejar pendidikan tinggi di tengah kesibukannya di dunia hiburan dan politik menunjukkan komitmennya terhadap ilmu pengetahuan dan kontribusi kepada masyarakat. Ia juga dikenal sering berbicara tentang pentingnya pendidikan bagi perempuan.
Karier Marissa Haque di Dunia Hiburan
Sebelum dikenal sebagai seorang aktris, Marissa mengisi waktu luangnya dengan menyanyi dan juga menari di sanggar Swara Mahardika milik Guruh Soekarnoputra. Setelah itu, ia baru mulai merintis karier sebagai seorang aktris. Pada tahun 1980, ia ditawari oleh sutradara M.T. Risyaf untuk bermain di film Kembang Semusim.
Selanjutnya, Marissa semakin dikenal publik, ketika ia memenangkan penghargaan Piala Citra sebagai aktris pembantu terbaik pada film Tinggal Landas Buat Kekasih pada tahun 1980. Dari film itulah karier Marissa di bidang hiburan langsung meroket.
Pada masa itu, Marissa menjadi salah satu bintang film papan atas Indonesia dengan sejumlah film box office. Ia banyak tampil dalam film-film drama romantis yang sangat digemari oleh penonton.
Tidak hanya sebagai pemain, Marissa juga memiliki peran besar di dunia film Indonesia dengan menjadi seorang produser. Dua film yang diperankan sekaligus diproduseri oleh Marissa adalah Sepondok Dua Cinta pada tahun 1990 dan Yang Terindah pada tahun 1991.
Selain itu, pada tahun 1992, Marissa juga pernah menjadi bintang iklan sekaligus brand ambassador Suzuki Esteem. Pada momen itu sosok Marissa dinilai cocok untuk merepresentasikan wanita Indonesia yang ideal pada masanya. Bahkan, saat itu, Suzuki Esteem meluncurkan variasi edisi Marissa Haque bernama MH Edition.
Varian spesial itu memiliki perbedaan yang cukup mencolok dengan varian standar. Beberapa bagian mobil seperti adanya stiker tambahan MH Edition, spoiler kecil seperti pada tipe GT, serta foglamp. Selain itu, beberapa tahun kemudian, Suzuki juga kembali mengeluarkan mobil tipe Esteem MH Sporty dengan berbagai aksesoris berlogo Marissa Haque.
Meski sukses besar di dunia hiburan, Marissa memilih untuk tidak selamanya menetap di sana. Pada akhir 1990-an, ia mulai mengurangi aktivitasnya di dunia akting dan mulai fokus pada bidang lain, termasuk pendidikan dan politik.
Karier Politik Marissa Haque
Setelah meraih kesuksesan di dunia hiburan, Marissa memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Keputusan ini didasarkan pada keinginannya untuk berkontribusi lebih besar bagi masyarakat dan memanfaatkan platform publik yang dimilikinya untuk memperjuangkan hal-hal yang menurutnya penting, seperti pendidikan dan lingkungan.
Karier politik Marissa dimulai ketika ia bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Pada tahun 2004, Marissa terpilih menjadi anggota DPR untuk daerah pemilihan Jawa Barat II, meliputi Kabupaten Bandung.
Sebagai anggota dewan, Marissa aktif dalam memperjuangkan isu-isu yang terkait dengan perempuan, pendidikan, dan lingkungan. Selain itu, sebagai apresiasi terhadap perjuangan Marissa di bidang lingkungan, ia terpilih menjadi Duta Badak oleh WWF pada Juli tahun 2006. Saat itu, Marissa masih menjabat sebagai anggota Komisi IV.
Namun, ia sempat dicalonkan sebagai kepala daerah Banten pada tahun 2006 sebagai calon wakil gubernur mendampingi Zulkieflimansyah. Mereka dicalonkan oleh partai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Sarikat Indonesia (PSI). Sejak saat itulah Marissa kemudian diminta mundur oleh Sekjen PDIP, Pramono Anung.
Kabar buruknya, Marissa tidak berhasil memenangkan pemilu tersebut. Sehingga membuatnya kehilangan kursi di DPR. Meskipun begitu, Marissa tetap aktif dalam kegiatan politik dan terus memperjuangkan isu-isu yang menjadi fokus utamanya.
Setelah kalah pada pemilu Banten tahun 2006, Marissa menggugat mendagri, KPUD Banten, Panwasda, dan DPRD Banten karena menilai bahwa penetapan Ratu Atut Chosiyah sebagai gubernur terpilih merupakan cacat hukum. Marissa meminta pengadilan untuk membatalkan hasil pemilihan.
Namun, dalam gugatan tersebut, Marissa justru digugat balik oleh Universitas Borobudur karena dianggap menyebarluaskan berita dan menuding mereka mengeluarkan ijazah palsu. Akhirnya pada bulan November tahun 2008, Marissa kalah dan diputuskan bersalah sehingga harus membayar Rp500 juta.
Marissa Haque memilih untuk gabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 7 Oktober tahun 2007. Marissa tidak gabung sendirian, sang suami, Ikang Fawzi juga ikut bergabung ke PPP pada saat partai ini mengadakan acara Nuzulul Quran di kantor DPP PPP Jakarta.
Selanjutnya, pada 4 Oktober 2012, Marissa resmi bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Diketahui, kepindahan Marissa ke PAN disebabkan oleh alasan yang prinsipal. Meski begitu, Marissa tetap teguh pada komitmennya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan, lingkungan, dan pendidikan.
Marissa adalah sosok perempuan yang menghabiskan hidupnya untuk berjuang di isu-isu lingkungan dan juga pendidikan. Ia juga menjadi seorang pengajar di Indonesia Banking School (STIE IBS) Jakarta dan terus menghabiskan masa hidupnya untuk berbagi ilmu di sana.
Meninggalnya Marissa Haque
Marissa Haque menghembuskan nafas terakhirnya pada 2 Oktober tahun 2024 pukul 00:43 WIB. Kepergiannya meninggalkan duka yang sangat mendalam bagi keluarga, sahabat, dan tentu penggemarnya. Sang adik mengatakan jika Marissa tidak menunjukkan tanda-tanda apapun sebelum meninggal dunia.
Sang suami, Ikang Fawzi juga sangat terpukul dengan meninggalnya sang istri tercinta. Marissa Haque meninggal dunia di RS Premier Bintaro, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Sementara itu, jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Pelajaran Hidup dari Marissa Haque
Marissa Haque adalah sosok yang penuh semangat dalam menjalani kehidupannya, baik di dunia hiburan, pendidikan, maupun politik. Hingga kini, ia tetap menjadi inspirasi bagi banyak perempuan di Indonesia yang ingin mengembangkan diri di berbagai bidang tanpa harus mengorbankan kehidupan pribadi mereka.
Meski tak lagi aktif berpolitik atau di dunia hiburan, Marissa tetap aktif di berbagai kegiatan sosial. Ia kerap diundang menjadi pembicara di seminar-seminar yang membahas tentang pendidikan, perempuan, dan lingkungan. Sosoknya yang cerdas, berani, dan penuh dedikasi menjadikannya panutan bagi banyak orang.
Perjalanan hidup Marissa Haque menunjukkan bahwa seorang perempuan dapat meraih banyak hal, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi, selama memiliki tekad dan semangat untuk terus belajar dan berjuang. Hingga kini, meski usia terus bertambah, semangatnya untuk berbagi ilmu dan inspirasi kepada generasi muda tidak pernah surut.
Sebagai figur publik, Marissa juga dikenal rendah hati dan selalu menjaga hubungan baik dengan para penggemarnya. Dia adalah contoh nyata bagaimana ketenaran tidak merusak esensi seseorang, melainkan justru memperkuat keinginan untuk memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas.
Demikian adalah uraian tentang Marissa Haque, mulai dari kehidupan pribadinya, pendidikannya, kariernya di dunia hiburan, serta kiprahnya di dunia politik. Sosok yang multitalenta ini telah memberikan banyak inspirasi bagi masyarakat, terutama perempuan Indonesia, untuk terus berjuang meraih cita-cita tanpa melupakan peran penting dalam keluarga dan kehidupan sosial.