Conclave (2024): Ketegangan Pemilihan Paus di Tengah Skandal
Film Conclave (2024) garapan sutradara Edward Berger membuka tabir kekuasaan Gereja Katolik dalam sebuah konklaf penuh drama. Diadaptasi dari novel karya Robert Harris, film ini menggambarkan ketegangan pemilihan Paus baru setelah wafatnya Paus Gregorius XVII akibat serangan jantung.
Kardinal Thomas Lawrence yang diperankan Ralph Fiennes dipercaya memimpin jalannya konklaf. Empat nama kuat mengemuka sebagai kandidat: Aldo Bellini yang berpandangan liberal, Joshua Adeyemi yang konservatif, Joseph Tremblay yang moderat, serta Goffredo Tedesco yang sangat tradisionalis.
Persaingan yang awalnya berjalan ketat berubah drastis saat seorang uskup misterius dari Kabul, Vincent Benitez (Pedro Pascal), tiba-tiba masuk dalam bursa. Benitez diam-diam telah diangkat menjadi kardinal oleh Paus sebelumnya dalam sebuah keputusan rahasia.
Situasi menjadi lebih rumit setelah berbagai skandal mencuat ke permukaan. Joshua Adeyemi diterpa isu skandal pribadi, sementara Joseph Tremblay dihadapkan pada dugaan suap. Ketegangan makin memuncak ketika serangan teroris melanda Roma, menciptakan suasana darurat yang mengguncang seluruh Vatikan.
Dalam suasana penuh tekanan, sosok Benitez tampil membawa pesan damai dan harapan baru, memikat banyak kardinal yang sebelumnya terpecah. Konklaf akhirnya memilih Benitez sebagai Paus baru, yang kemudian mengambil nama Paus Innocentius XIV.
Penampilan solid dari Ralph Fiennes, Stanley Tucci, John Lithgow, hingga Pedro Pascal memperkuat daya tarik Conclave. Tak mengherankan film ini berhasil meraih delapan nominasi Oscar dan memenangkan kategori Skenario Adaptasi Terbaik. Selain itu, Conclave juga mendapatkan penghargaan di BAFTA dan Golden Globe.
Bagi yang ingin menyaksikan drama penuh intrik ini, Conclave tersedia di Amazon Prime Video dan dapat disewa melalui YouTube, Google Play, Apple TV, hingga Fandango At Home.
Film ini bukan hanya mengajak penonton melihat proses konklaf, tetapi juga menggugat batasan-batasan lama tentang kepemimpinan dan inklusivitas dalam lembaga religius terbesar di dunia. (Dikutip dari berbagai sumber)