Ekonomi Tetap Tumbuh, Surplus Perdagangan Jadi Angin Segar Awal 2025
Awal 2025 membawa kabar baik bagi perekonomian Indonesia. Neraca perdagangan kembali mencatatkan surplus sebesar USD3,12 miliar pada Februari. Ini bukan sekadar angka di atas kertas, melainkan penanda bahwa mesin ekonomi nasional masih berjalan stabil dan bahkan terus membaik.
“Kalau ditotal sejak Januari, kita sudah mencatat surplus USD6,61 miliar. Itu naik cukup signifikan dibanding tahun lalu,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Rabu (19/3) mengutip laman Kemenkeu.
Bagi banyak pelaku usaha, angka ini menjadi harapan bahwa sektor produksi, perdagangan, dan ekspor masih punya ruang untuk bertumbuh di tengah tantangan global.
Sri Mulyani menjelaskan, ekspor tumbuh sebesar 9,16 persen secara tahunan, dengan sektor pertanian dan manufaktur sebagai penyumbang terbesar. Sementara itu, impor pun tetap terjaga dalam tren positif, khususnya untuk barang modal dan bahan baku. Ini menunjukkan bahwa roda produksi di dalam negeri terus bergerak, seiring meningkatnya kebutuhan industri.
Yang tak kalah menggembirakan adalah capaian Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang naik ke level 53,6. Ini tertinggi kedua di dunia setelah India. Ini juga menandakan optimisme pelaku industri dan lonjakan permintaan dalam negeri.
“Indikator-indikator ini mencerminkan fondasi ekonomi kita cukup kokoh. Ini bisa jadi bekal penting untuk menghadapi ketidakpastian ke depan,” ujar Menkeu.
Lebih dari sekadar data statistik, capaian ini memberi angin segar bagi masyarakat dan pelaku usaha. Ketika ekspor dan produksi dalam negeri tumbuh, terbuka lebih banyak lapangan kerja, pendapatan meningkat, dan roda ekonomi berputar lebih cepat.
Dengan stabilitas ekonomi yang terus dijaga, serta upaya pemerintah dalam mendorong investasi dan ekspor, banyak pihak berharap bahwa tahun ini bisa menjadi momentum percepatan pemulihan dan pertumbuhan yang lebih inklusif.***