Hari Musik Nasional baru saja kita peringati pada tanggal 9 Maret 2023 kemarin. Sesuai namanya, hari tersebut dengan kata lain, merupakan hari ulang tahun musik di Indonesia.
Nah ketika melihat ini, pastinya banyak dari kita yang masih belum mengetahui dengan asal-usul terciptanya Hari Musik Nasional ini. Mengapa dan bagaimana bisa tercipta? Lalu mengapa ditetapkannya pada tanggal 9 Maret?
Oke deh daripada kalian bingung terus-terusan, langsung saja kamu simak nih seluruh pejelasannya.
Asal-Usul Hari Musik Nasional
Hari Musik Nasional pertama kali diperingati pada tanggal 9 Maret 2013. Peringatan ini diresmikan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 tahun 2012 terkait Hari Musik Nasional.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kala itu berinisiatif untuk meresmikan peryaan ini agar bisa meningkatkan apresiasi masyarakat Indonesia terhadap musik nasional.
Inisiatif tersebut tentunya juga tidak lepas dari musik nasional Indonesia yang selalu menjadi salah satu instrumen penting untuk menggugah semangat kemerdekaan rakyat Indonesia.
Selain itu alasan lainnya adalah untuk meningkatkan kepercayaan diri sekaligus motivasi para pegiat musik (musisi) Indonesia. Dan yang terakhir, hari ini dibuat untuk kian meningkatkan prestasi musisi dan industri musik secara general dalam tingkat nasional, regional, dan tentunya Internasional.
Mengapa Tanggal 9 Maret?
Lalu mengapa tanggal peringatannya adalah 9 Maret? Melansir Kompas, tanggal tersebut dipilih sebagai bentuk penghormatan terhadap WR Supratman.
Spesifiknya lagi, tanggal 9 Maret merupakan tanggal kelahiran Supratman. Supratman lahir di Kaligesing, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 9 Maret 1903.
Tidaklah mengherankan jika sosok WR Supratman begitu dihormati. Pasalnya ia adalah sosok yang menggubah lagu kebangsaan Republik Indonesia, “Indonesia Raya.”
Namun ada yang ironis dari penetapan tanggalnya tersebut. Pasalnya hingga kini kelegitan tanggal lahir Supratman masih diperdebatkan. Masih banyak orang yang meyakini kalau Supratman pada dasarnya lahir pada tanggal 19 Maret bukan 9 Maret.
Hmm, ya kalau dipikir memang ironis dan bisa saya katakan “freaky” banget. Tapi pada akhirnya, toh semuanya diputuskan secara resmi bukan? Terkecuali ke depannya nih, Presiden Jokowi atau siapa pun nanti yang menjadi Presidennya, merevisi ulang semuanya.
Harapan PAPPRI untuk Tahun 2023
Nah pada peringatan 1 dekade Hari Musik Nasional ini, Persatuan Artis Pencipta Lagu dan Penata Musik Rekaman Indonesia (PAPPRI), beberapa hari lalu mengungkapkan harapan atau visinya di tahun ini.
Melalui ketuanya, Tony Wenas, ia berharap agar kesejahteraan pemusik/musisi Indonesia, masih akan terus diperjuangkan olehnya dan PAPPRI.
“Ini terus kita perjuangkan kesejahteraan musisi itu bisa lebih baik ke depannya. Kan banyak kita dengar musisi senior sudah tidak berkarya lagi kemudian hidupnya susah dan lain sebagainya,” tukas Wenas.
Wenas lalu mengungkapkan harapan selanjutnya terhadap seluruh musisi Indonesia. Yaitu, ia berharap agar ke depannya kian banyak musisi Indonesia yang bisa melebarkan sayapnya di kancah internasional.
“Bagaimana kita bisa punya produk-produk yang berkualitas yang betul-betul trendi, kita membuat musik yang luar biasa indahnya, tapi penontonnya nggak suka, audiencenya nggak suka akhirnya nggak laku,” ucapnya.
Wenas melanjutkan,
“Jadi betul-betul harus yang dibuat package menarik, apakah itu kolaborasi dengan musisi luar, apakah itu lagunya ciptaan musisi luar dinyanyikan oleh musisi Indonesia, atau lagu musisi Indonesia tapi dalam bahasa Inggris dan lain sebagainya, jadi berkolaborasi, jangan berpikir sempit,” tambahnya.
Apakah Harapan Bisa Terpenuhi?
Visi dan harapn tersebut memang oke banget. Dan siapa juga yang tidak menginginkan musisi dan lagu Indonesia juga bisa berjaya di kancah dunia?
Namun apabila kita menelaah lagi secara realistis, apakah harapan tersebut bisa terpenuhi/terwujudkan? Hmmm, entahlah guys.
Kalau menurut saya pribadi, hal tersebut bisa kok terpenuhi. Pasalnya kualitas musik lokal saat ini sudah jauh lebih oke. Bahkan beberapa musisi beserta lagunya seperti contohnya, Fathin Lubis, kalau kita masih ingat sudah terpampang wajahnya di Billboard Time Square, New York, A.S.
Belum lagi musisi lokal seperti Rich Brian dan tentunya Agnes Monica alias Agnez Mo, yang kini pada esensinya lebih banyak menghabiskan karirnya di Amerika Serikat.
Tapi ya pada akhirnya, mari kita tunggu dan lihat lagi saja kenyataan akhirnya di lapangan nanti oke? Akhir kata sekali lagi, Selamat Hari Musik Nasional ya teman-teman!
Komentar