LGBT Mulai Terang-terangan di Kota Palu

HUBUNGAN dua insan antara pria dan wanita sudah menjadi hal yang biasa. Tapi hubungan saling cinta antara sesama jenis adalah hal yang sangat tidak biasa. Di Indonesia belakangan ini diramaikan dengan berbagai isu mengenai maraknya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender), termasuk mengenai pro dan kontra mengenai kelompok tersebut.

Seiring berkembangnya zaman, ditambah masifnya pemberitaan dan penyebaran konten LGBT di berbagai media, membuat pergerakan kelompok LGBT mulai merasuki jiwa masyarakat secara luas. Indonesia menjadi salah satu negara yang mulai marak terjadi fenomena-fenomena berkembangnya LGBT. Penyebarannya pun bisa dikatakan sangat cepat, pergerakannya juga mulai terbuka seiring berkembangnya teknologi informasi.

Westernisasi budaya juga ikut disinyalir menjadi penyebab cepatnya perkembangan praktik LGBT di Indonesia. Beberapa tahun lalu, pasangan gay asal Belanda diketahui melaksanakan pernikahan di Bali. Bahkan pada tahun 2015, Indonesia dihebohkan dengan pernikahan pasangan gay berkewarganegaraan Indonesia yang diselenggarakan juga di Bali.

Mayoritas masyarakat sontak resah dengan adanya tindakan-tindakan yang sangat jelas melanggar norma agama dan bertentangan dengan nilai budaya lokal tersebut. Puncaknya terjadi pada bulan Mei 2017 lalu, dimana acara pesta prostitusi gay di kawasan Kelapa Gading Jakarta yang dihadiri puluhan gay digrebek polisi.

Sejumlah masyarakat Kota Palu juga ikut resah dan khawatir dengan berkembangnya konten-konten berbau LGBT yang terjadi di lingkungan masyarakat. “Saya secara pribadi agak resah dengan maraknya LGBT di Indonesia, saya sih tinggal berharap semoga masyarakat Kota Palu tidak ikut-ikutan terjangkit soal ini,” ujar Nur, salah seorang warga kelurahan Silae.

Dan kali ini, tim infopena.com mendapatkan bukti-bukti bahwa praktik penyimpangan seksual tersebut sudah mulai merebak di Kota Palu. Bahkan mereka secara terang-terangan menampakkan diri sebagai penyuka sesama jenis di media sosial.

Tim kami menemukan adanya beberapa grup aktif di sosial media Facebook yang menjadi forum para kaum LGBT yang berada di Kota Palu. Salah satunya adalah grup “Gay Palu & Sekitarnya” dan “Gay Kota Palu”.

Mereka menjadikan grup tersebut sebagai forum khusus untuk saling berkenalan, curhat sesama gay, menawarkan diri mereka untuk dijadikan pacar, bahkan sebagai pasangan untuk saling berhubungan seks.

Melihat mereka saling menawarkan diri untuk berhubungan seks ternyata merupakan hal lumrah dalam komunitas tersebut. Bentuk-bentuk status seperti “Yang pengen ML bareng silahkan hubungi nomor *********”, “ML yuk sebentar malam”, atau “Ada yang bisa jadi bot atau top?”, itu adalah beberapa macam status yang sering mereka posting di grup untuk menawarkan minat mereka untuk berhubungan seks.

Satu hal yang cukup mencengangkan setelah menyimak dengan baik isi grup ini. Ternyata para penyuka sesama jenis di kota Palu bukan hanya dari kalangan bertubuh gemulai, namun mereka yang berotot bahkan sama sekali berperawakan layaknya pria normal, ternyata juga merupakan seorang gay.

Ada beberapa diantara mereka yang beralasan bahwa berpenampilan layaknya pria normal tujuannya untuk menutupi jati diri asli mereka di depan umum. Apalagi mereka akui hampir seluruh masyarakat di Kota Palu sangat kontradiktif bahkan menolak mentah-mentah keberadaan penyuka sesama jenis di lingkungan mereka. Sehingga, cenderung mereka berinteraksi antar sesama gay hanya melalui media sosial, atau dilakukan secara sembunyi-sembunyi agar tidak diketahui warga sekitar.

Komentar