Pendekatan pentahelix menjadi strategi utama dalam membangun ekosistem digital yang inklusif di Sulawesi Tengah (Sulteng).

Melalui program Digital Access Programme (DAP) dari Pemerintah Inggris yang bekerja sama dengan Berdaya Bareng, literasi digital dan keuangan berkelanjutan semakin berkembang di tiga provinsi sasaran, yakni NTT, NTB, dan Sulteng.

Program ini berhasil membentuk komunitas baru di Sulteng, seperti Jemari Berdaya, Lentera Berdaya, dan Umindi Berdaya, yang aktif memanfaatkan platform digital secara inovatif.

Asisten Administrasi Umum M. Sadly Lesnusa, mewakili Gubernur Sulteng, menyampaikan apresiasi atas program ini dalam acara Graduasi DAP 2024 di Hotel Santika, Rabu (26/2).

“Literasi digital dan keuangan berkelanjutan ibarat dua sayap yang membantu kita terbang menuju masa depan yang cerah. Namun, untuk melatihnya, kita harus berkolaborasi dalam pentahelix,” ujarnya.

Dalam pendekatan pentahelix, pemerintah berperan sebagai penyedia regulasi, akademisi sebagai penghasil riset, dunia usaha sebagai penggerak ekonomi, komunitas sebagai penguat di akar rumput, dan media sebagai disseminator informasi.

Taljit Bhogal, Digital Development Lead British Embassy Jakarta, menegaskan, komitmen Pemerintah Inggris untuk terus memberdayakan lebih banyak orang melalui sektor digital.

Sementara itu, Founder Berdaya Bareng Nicky Clara menekankan, pentingnya semangat berkelanjutan dalam pemberdayaan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.

Acara ini juga dihadiri Kepala OJK Sulteng Boni Hardi Putra dan Plt Kadis Kominfosantik Sulteng Wahyu Agus Pratama.***