Setelah Anosmia, Muncul Parosmia yang Jadi Gejala Baru COVID-19
JAKARTA – Anosmia atau hilangnya kemampuan untuk mencium bau menjadi salah satu gejala umum COVID-19. Setelah Anosmia, belakangan ini muncul gejala baru COVID-19 yang disebut Parosmia.
Setelah sembuh dari COVID-19, terungkap bahwa beberapa pasien tak bisa langsung bernapas lega. Dilansir dari Liputan6.com dari Daily Star, Ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dari ENK UK, Profesor Nirmal Kumar mengungkapkan adanya gejala baru yang dialami oleh pasien long COVID (efek jangka panjang yang dirasakan setelah sembuh dari COVID-19).
Baca Juga: Menimbang Karier Politik AHY Jelang Pilpres 2024
Beberapa pasien COVID-19 di Inggris yang awalnya mengalami Anosmia mulai mengidap Parosmia sehingga penciuman mereka terganggu.
“Pagi ini saya melihat dua pasien dengan parosmia. Yang satu mengatakan mereka bisa mencium bau ikan menggantikan aroma lain, dan yang lain bisa mencium bau terbakar saat tidak ada asap di sekitarnya,” kata Prof Kumar.
Dilansir dari Halodoc, Parosmia adalah gangguan penciuman yang membuat pasien mengalami kehilangan intensitas aroma, yang berarti pasien tidak bisa mendeteksi seluruh aroma atau bau. Pengidap Parosmia bisa mendeteksi bau yang salah atau tidak normal. Misalnya bau harum dari roti yang baru dipanggang mungkin bisa berbau busuk dan menyengat, bukan bau manis.
Baca Juga: Cara Cek Calon Penerima Vaksin COVID-19, Login pedulilindungi.id/cek-nik
Parosmia biasanya terjadi pada pasien yang terinfeksi virus atau bakteri yang menyerang dan merusak neuron, termasuk influenza. Tetapi, pada pasien COVID-19, para peneliti masih perlu dilakukan penelitian lebih banyak kasus lagi.
Pada beberapa kasus, Parosmia dapat disembuhkan. Neuron dapat membaik seiring berjalannya waktu. Tetapi, penanganannya perlu pengawasan dokter karena gejala Parosmia dapat berbeda-beda pada setiap orang. Sehingga terapi yang diberikan juga berbeda-beda sesuai anjuran dokter.
Jika Parosmia disebabkan karena faktor lingkungan, obat-obatan, pengobatan kanker, atau merokok, indra penciuman akan kembali normal setelah pemicu itu dihentikan. Sementara Parosmia akibat infeksi COVID-19 dan pengobatannya masih perlu diteliti lebih lanjut.
Beberapa orang yang mengalami Parosmia gejalanya akan mereda dengan melatih indra penciuman yaitu menghirup aroma minyak essensial setidaknya dua kali sehari selama 10-15 detik selama beberapa minggu. Aroma yang biasa digunakan untuk latihan adalah minyak kayu putih, mawar, lemon dan cengkih.