Gunung Ibu di Kabupaten Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali menunjukkan aktivitas vulkaniknya Jumat (10/1/2025).

Pada pukul 04.30 WIT, gunung api ini memuntahkan abu vulkanik hingga setinggi 1.000 meter di atas puncaknya. Dari kejauhan, lava pijar terlihat memancarkan sinar merah, mencapai ketinggian 200 meter.

Pemandangan ini menjadi pengingat nyata akan status Gunung Ibu yang masih berada pada level Siaga (Level III). Menurut laporan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), letusan ini disertai kolom abu berwarna putih hingga kelabu yang condong ke arah timur.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo 28 milimeter dan durasi 46 detik,” jelas Axl Roeroe, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ibu, dalam keterangan pers seperti dikutip dari Matapublik.

  • Zona Bahaya dan Ancaman di Sekitar Gunung

Aktivitas Gunung Ibu yang meningkat memaksa masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Zona bahaya yang ditetapkan mencakup radius 4 kilometer dari puncak kawah serta perluasan sektoral sejauh 5,5 kilometer ke arah utara, tempat kawah terbuka.

“Kami mengimbau masyarakat dan wisatawan untuk tidak beraktivitas di dalam zona bahaya yang telah ditetapkan. Tetap waspada dan patuhi instruksi resmi demi keselamatan,” tegas Axl.

Selain ancaman erupsi, hujan abu juga menjadi perhatian. Partikel abu vulkanik yang halus dapat mengganggu pernapasan dan penglihatan. Untuk itu, masyarakat yang beraktivitas di luar rumah disarankan menggunakan masker dan kacamata pelindung.

  • Melawan Hoaks dan Meningkatkan Koordinasi

Di tengah situasi seperti ini, tantangan lain muncul: informasi yang salah. Axl Roeroe mengingatkan agar masyarakat tidak mudah terpancing oleh isu atau hoaks terkait Gunung Ibu.

“Seluruh pihak diharapkan menjaga kondusivitas. Jangan menyebarkan narasi bohong. Ikuti hanya arahan resmi dari pemerintah,” katanya dengan tegas.

Ia juga mendorong Pemerintah Kabupaten Halmahera Barat untuk terus berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Bandung dan Pos Pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici. Dengan kerja sama yang baik, langkah mitigasi dapat dijalankan secara efektif untuk melindungi masyarakat dari ancaman bencana.

  • Erupsi yang Tak Pernah Benar-Benar Tenang

Gunung Ibu, yang dikenal dengan aktivitas vulkanik yang persisten, kembali menunjukkan bahwa alam memiliki kekuatannya sendiri. Dari gemuruh di perut gunung hingga semburan abunya yang membelah langit, tanda-tanda ini adalah pengingat bagi semua pihak untuk tetap siaga.

Hingga kini, pemantauan intensif terus dilakukan, dan masyarakat sekitar tetap berharap agar Gunung Ibu, seperti namanya, menjadi pengingat akan pentingnya harmoni dengan alam, tanpa melupakan ancamannya.