Mulai 13 April, Beras Medium Wajib Ada di Pasar
JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mulai 13 April ini mewajibkan seluruh pedagang beras pasar tradisional menjual beras medium. Jika terjadi kekurangan stok, pemerintah melalui Badan Urusan Logistik akan menggelontorkan cadangan beras hingga tercapai Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Tidak ada alasan tidak ada stok, dan tidak ada alasan harganya tidak mencapai itu, karena kami menyediakan kalau tidak ada (persediaan),” kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita usai mengelar Rapat Koordinasi Kesiapan Hari Besar Keagamaan bersama Gubernur DIY, Bupati dan instansi terkait di Kepatihan, Yogyakarta, Jumat, 6 April 2018.
Mendag menilai, pemenuhan komoditas beras menjadi penting karena ini adalah kebutuhan pokok. Dengan kondisi cadangan besar nasional di Bulog mencapai 1,2 juta ton dan dibarengi dengan panen raya di beberapa daerah, harga beras medium diyakini bisa mencapai HET senilai Rp13.000 per kilogram.
Kebijakan ketersediaan beras medium di pasar ini menurut Mendag akan berlaku selamanya. Jika nantinya satu daerah kekurangan stok beras, Dinas Perdagangan di daerah berkerja sama dengan Bulog diminta mengeluarkan cadangan.
“Nantinya beras lokal harus dikeluarkan dahulu oleh Bulog. Sedangkan untuk beras impor karena masa simpanya masih setahun lebih digunakan untuk kebutuhan lainnya,” katanya.
Menyambut lebaran tahun ini, pemerintah lanjut Enggartiasto juga sudah menyiapkan daging sapi beku seharga Rp80 ribu per kilogram. Daging ini merupakan impor dari India, maupun daging beku paha depan yang diimpor dari Australia, New Zealand, Meksiko, dan Spanyol,
Tahun ini komoditas bahan pangan yang perlu diwaspadai mengalami kenaikan menjelang lebaran adalah cabai, bawang merah, dan tomat yang panennya musiman. Sehingga beberapa daerah belum memasuki masa panen.
Sementara itu, Kepala Bulog Divre DI Yogyakarta Akhmad Kholisun menyatakan, saat ini kebutuhan berbagai komoditas bahan pangan pokok mencukupi untuk lima bulan ke depan.
“Cadangan beras di kami sampai hari ini mencapai 16 ribu ton, gula pasir (8.000 ton), minyak goreng (148 ribu liter), tepung terigu (8 ton) dan daging beku (5 ton),” kata Akhmad. Sumber: Viva
[related-content]