Black Box Sriwijaya Air SJ-182 Ditemukan

JAKARTA – Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 atau yang lebih dikenal kotak hitam akhirnya ditemukan oleh Tim penyelam TNI Angkatan Laut.

Black box itu ditemukan di sekitar Pulau Laki-Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta, Selasa sekitar pukul 16.20 WIB seperti mengutip pemberitaan Okezone.

Baca Juga: KRI Kurau Temukan Serpihan Pesawat dan Pakaian Anak

Saat ini, black box tersebut telah dibawa ke JICT.

Sebelumnya, Tim SAR gabungan berhasil menemukan sinyal dari black box atau kotak hitam pada pencarian hari kedua, Minggu (10/1).

Sejumlah puing yang ditemukan di perairan Kepulauan Seribu itu diduga milik pesawat berjenis Boeing 737-624 tersebut. Pihak Tim SAR gabungan pun menyatakan telah mengenali lokasi jatuhnya pesawat tersebut.

Seperti diketahui, hingga saat ini Rumah Sakit Polri telah menerima 56 kantong jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Sebagai tambahan informasi, Black box adalah komponen penting dalam pesawat yang digunakan dalam industri penerbangan sebagai perekam data penerbangan.

Seperti dikutip Merdeka dari FlightRader24, black box merupakan hard drive yang berfungsi untuk merekam semua riwayat dalam suatu penerbangan. Komponen penting dalam pesawat yang ditemukan oleh ilmuwan Australia, Dr David Warren ini, pertama kali diproduksi pada tahun 1957.

Meski dinamakan black box atau kotak hitam, sebenarnya komponen ini berwarna oranye. Tentu saja, warna oranye dipilih agar memudahkan petugas saat mencarinya. Sedangkan, penamaan black box sendiri berawal dari sejarah penggunaannya pada masa Perang Dunia II.

Sebagaimana kita tahu, black box merupakan komponen penting dalam pesawat yang digunakan untuk mengetahui informasi penyebab kecelakaan pesawat. Seperti dikutip dari DW, black box dirancang sangat kuat dan mampu menahan banyak skenario kecelakaan tanpa mengalami kerusakan. Bahkan, black box mampu menahan benturan dinding beton dengan kecepatan 750 kilometer per jam.

Black box sendiri terdiri dari dua bagian, yakni Flight Data Recorder (FDR) dan Cookpit Voice Recorder (CVR). FDR berisi rekaman kecepatan, percepatan vertikal, aliran bahan bakar, dan ketinggian. Sedangkan, CVR berisi mengenai pembicaraan atau percakapan yang terjadi di kokpit selama penerbangan.

Di samping itu, black box juga memiliki perangkat Underwater Locator Beacon (ULB). Nantinya, perangkat tersebut akan aktif setelah perekam bersentuhan dengan air dan bisa mengirimkan sinyal dari kedalaman 14.000 kaki. Oleh karena itu, perangkat tersebut bisa membantu menemukan black box jika jatuh di kedalaman laut.

Baca Juga: Penumpang Sriwijaya Air Terdiri dari 43 Dewasa, 7 Anak-anak dan 3 Bayi

Apabila black box ditemukan, nantinya penyelidik akan membawa komponen tersebut ke laboratorium untuk mengunduh data di dalamnya. Setelah itu, akan mencoba merekonstruksi ulang semua peristiwa selama penerbangan. Meski begitu, proses ini membutuhkan waktu sekitar berminggu-minggu atau berbulan-bulan untuk menyelesaikannya.

 

Komentar