Review Black Widow: Aksi Solo Superheroine MCU Yang Tidak Sesuai Ekspektasi

Review Black Widow ini tidak mengandung spoiler apapun.

Akhirnya setelah sekian lama mengalami penundaan karena berbagai macam alasan teknis dan juga tentunya, COVID-19, proyek film solo Natasha Romanoff alias Black Widow (Scarlett Johansson), rilis juga.

Dan tak memungkiri karena sudah hampir 1,5 tahun menunggu, ekspektasi kitapun menjadi sangat tinggi. Spesifiknya, kita berharap agar menggali lebih dalam masa lalu Natasha yang hanya diperlihatkan sedikit-sedikit di beberapa film MCU sebelumnya.

Juga kita berharap, agar filmnya bisa menghibur kita secara maksimal, dan filmnya memang memiliki alasan kuat untuk diproduksi alias, tidak terlihat dipaksakan atau hanya untuk mengikuti keinginan fans saja.

Lalu apakah pengharapan kita tersebut terealisasikan? Langsung saja simak ulasan review Black Widow berikut ini.

Plot

Review Black Widow
Foto: Time Magazine

Film ini berlatar beberapa jam setelah perang antara tim Captain America dan tim Iron Man di Captain America: Civil War (2016).

Seperti kita ketahui, dikarenakan peristiwa tersebut, Natasha seperti hal-nya dengan superhero-superhero MCU lain yang terkena undang-undang peraturan Sokovia (Sokovia Accord), diburu oleh tim sekertaris keamanan Amerika Serikat pimpinan Thaddeus Ross (William Hurt).

Namun bukan Natasha si superheroine dan mata-mata henat namanya kalau tidak bisa meloloskan diri. Nah setelah berhasil lolos, Natasha pun berlari ke safe house-nya di Norwegia. Tentunya ia melakukan ini agar bisa tenang dulu dari kejaran Ross dan traumatis pasca peristiwa di Civil War.

Akan tetapi seperti kebanyakan plot film superhero pada umumnya, ketenangan Natasha tidak berlangsung lama, ia mendapatkan sebuah paket penting dari Budapest yang dikirim Yelena Belova (Florence Pugh).

 

review black widow
Foto: Rotten Tomatoes

Melihat ini, Natasha pun pergi ke Budapest untuk menemui Yelena. Dan setelah melalui sedikit “drama”, akhirnya Natasha dan Yelena bekerjasama untuk menangani paket yang sangat vital tersebut.

Namun mereka tidaklah bisa sendiri. Alhasil, keduanya pun meminta bantuan dua orang yang sangat penting peranannya terhadap mereka dulu, Alexei Shostakov alias Red Guardian dan Melina Vostokoff (Rachel Weisz).

Mereka semua akhirnya menyadari bahwa paket ini memang memiliki dampak signifikan bahkan berbahaya kalau tidak segera ditangani. Mereka pun akhirnya memutuskan untuk segera bertindak untuk bisa menyelamatakan semuanya.

Namun tentunya aksi keduanya tidaklah semulus seperti membalikkan telapak tangan. Ada villain misterius keren, Taskmaster yang selalu menghadang untuk merebut paket tersebut juga. Oh ya belum lagi masa lalu Natasha yang kembali menghantuinya di sepanjang misi.

Lalu apakah mereka berhasil? Dan seperti apa paket penting yang dimaksud tersebut?

Tidak Sesuai Ekspektasi

Foto: The Times

Langsung saja, film solo Black Widow apabila dilihat dari sisi film superhero MCU, sisi film action, dan bahkan sisi drama mata-mata, semuanya terasa seru dan menghibur.

Namun dari sisi naratif plot dan keseluruhan, Black Widow tidak sesuai ekspektasi sehingga, terasa lumayan mengecewakan. Seperti yang telah kami jelaskan di awal, salah satu motivasi utama kita menunggu-nunggu film ini, adalah ingin melihat lebih jauh masa lalu Natasha.

Kita tahu dalam beberapa film sebelumnya, ia adalah seorang mata-mata, berjuang bareng bersama Clint Barton aka Hawkeye (Jeremy Renner), dan dilatih sebagai sosok mata-mata sekaligus pembunuh oleh sekolah / organisasi Red Room.

Nah aspek terakhir itulah yang kita harap film arahan Cate Shortland (Berlin Syndrome) ini, akan mengeksplorasinya lebih jauh dan detail. Dan memang aspek ini ditampilkan. Namun selain sangat sedikit, Shortland malah lebih fokus ke kisah masa sekarang dari film ini.

Alhasil, kitapun ketika menyaksikannya menjadi bertanya sendiri, “lalu untuk apa film ini diproduksi?” Dan jawabannya adalah sebagai film pengisi (filler). Spesifiknya, film ini dibuat hanya demi memberitahu apa yang dilakukan Natasha setelah Civil War dan sebelum balik lagi di Avengers: Infinity War (2018).

Sebenarnya hal ini tidak masalah apabila sekali lagi filmnya, banyak berfokus pada masa lalu Widow dan seimbang dengan kisah masa sekarangnya. Tapi sayanganya hal ini tidak terjadi.

Untuk Menyambungkan Ke Proyek MCU Akan Datang

Foto: Empire

Selain itu di sepanjang filmnya, terlihat sekali kalau kisah filmnya diolah sedemikian rupa agar bisa disambungkan dengan salah satu atau beberapa proyek MCU yang akan datang. Kalau nanti kita sudah menonton filmnya, pasti langsung tahu proyek apa yang dimaksud.

Semestinya Shortland dan tim mengambil inspirasi atau kalau perlu mencontek saja rekan proyek MCU-nya, Iron Man 3 (2013) dan mungkin rival seperti Wonder Woman (2017).

Kedua film ini adalah contoh bagus dari pengisahan masa lalu atau peristiwa lewat yang telah dilewati karakternya, tapi tetap terasa penting, tetap menyambung kontinuitas dengan film atau kisah sebelumnya atau / dan sesudahnya dengan sangat smooth dan berimbang.

Kekurangan ini semakin dihantam dengan seluruh adegan action-nya yang walau seru, namun terlihat sangat generik. Tidak ada adegan aksinya yang akan terlekat di ingatan sama sekali.

Chemistry Keren Johannson dan Pugh

Foto: CinemaBlend

Untungnya semua kekurangan tersebut tertutupi oleh penampilan keren seluruh aktornya. Johansson masih keren sebagai Natasha seperti biasanya dan tak pelak, membuat kita kembali bersedih ketika mengingat fakta kalau karakternya ini kini, sudah tiadak ada lagi.

Walau demikian bukan berarti sosoknya tidak bisa tergantikan. Seperti di komiknya, ada banyak karakter yang mengenakan nama dan juga mantel Black Widow. Termasuk, Yelena yang di komiknya juga mengenakan mantel tersebut.

Dan ya dengan kata lain, Pugh di MCU fase 4 atau fase-fase mendatang bisa dipastikan akan menjadi soosk Widow baru dan ia, akan menjadi pengganti yang menawan. Terlebih penampilannya sebagai Yelena di film ini sangat keren.

Malah ironisnya, saking kerennya, karakter Yelena di film ini bagaikan menjadi karakter utama filmnya daripada Natasha. Chemistry Pugh dan Johansson di film inipun juga sangat keren. Keduanya terlihat seperti kakak dan adik sekali.

Harbor sebagai Red Guardian juga sangat inspiratif dan badass dan Weisz pun juga oke penampilannya.

Taskmaster Yang Mengintimidasi

Foto: detikHOT

Lalu bagaimana dengan villain Taskmaster? Karena seperti kita ketahui, sejauh ini selain Loki (Tom Hiddleston) dan Thanos (Josh Brolin), hampir seluruh penjahat MCU sangat kurang memuaskan.

Dan mengejutkannya, kian lama Marvel terlihat semakin belajar dari kesalahannya. Memang sosoknya bukanlah Thanos. Tapi semenjak ia tampil di adegan pertama, sosoknya terlihat sangat mengintimidasi.

Ia bagaikan Thanos atau Darth Vader yang ketika muncul, kita tahu kita akan mendapatkan bencana besar. Kisah latar dirinya pun juga emosional. Sayang karena asal usulnya menjadi Taskmaster tidak dijelaskan lagi secara detail, emosi yang kita rasakan terasa sedikit agak tanggung.

Tontonan Yang Masih Menghibur

Foto: Insider

Namun terlepas segala kekurangan yang disebutkan di review Black Widow ini, film ini masihlah menghibur. Terlebih jika kita suka film action dan film mata-mata / agen rahasia, pasti kita akan suka banget dengan filmnya.

Andai saja filmnya berfokus dan menggali lebih jauh masa lalu Natasha, dijamin film ini akan jauh lebih baik dan juga, memiliki alasan yang lebih kuat dan logis untuk esksis.

Skor: 7 / 10

Komentar