Kondisi Asrama Mahasiswa Putra Parigi Moutong di Jalan S. Parman, Kelurahan Besusu Timur, Kota Palu, mulai dikeluhkan oleh para penghuninya. Para mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Parigi Moutong mengaku prihatin dengan kondisi bangunan yang mereka tempati. Fasilitas rusak, keamanan minim, serta ketidakjelasan pengelolaan dana menjadi sorotan utama.

Asrama yang telah berdiri kurang lebih empat tahun itu kini mengalami banyak kerusakan. Dari pantauan para penghuni, sejumlah fasilitas penting sudah tidak layak digunakan. Lampu penerangan rusak, pintu utama dan kamar mandi bermasalah, hingga gerbang utama yang seharusnya menjadi elemen pengamanan, kini dibiarkan dalam kondisi rusak parah.

“Hal ini merupakan tugas besar bagi Pemerintah Daerah Parimo dan Disdikbud Parigi Moutong untuk lebih memperhatikan keadaan dan mengelola asrama agar lebih baik lagi ke depan, entah dari segi fasilitas hingga SDM yang menempati asrama ini,” kata salah seorang mahasiswa.

Persoalan tak hanya berhenti pada kerusakan fisik. Para mahasiswa juga mempertanyakan soal transparansi dana perawatan asrama. Mereka menilai, bila anggaran memang tersedia, seharusnya ada kejelasan dalam realisasinya.

“Kalau memang alokasi dana perawatan gedung asrama ini ada, realisasikan,” ujar mahasiswa lain. Ia menambahkan, “Kami butuh tempat ini diperbaiki yang sudah rusak, agar kami mahasiswa yang berada di asrama ini lebih aman.”

Sejak berdiri, asrama tersebut belum pernah dikunjungi langsung oleh Pemerintah Daerah Parigi Moutong untuk meninjau kondisi bangunan maupun situasi para penghuni. Hal ini menambah kekecewaan para mahasiswa yang merasa diabaikan.

Di sisi lain, pengelolaan gedung asrama ini ternyata tidak lagi berada di bawah Dinas PUPR Parigi Moutong. Kepala Bidang Cipta Karya, Saeful Andriyanto, menyampaikan bahwa sejak serah terima pada 2022, pengelolaan sudah dialihkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Parigi Moutong.

“Gedung asrama sekarang pengelolaannya sudah di Disdikbud Parigi Moutong,” ujarnya merujuk pada serah terima kunci yang dilakukan oleh Wayan Sumarya selaku PPK kala itu.

Namun hingga berita ini disusun, Pelaksana Tugas Kepala Disdikbud Parigi Moutong, Sunarti, tidak memberikan jawaban atas pesan konfirmasi yang dikirim melalui WhatsApp. Tanda pesan telah dibaca, namun tidak ada satupun pertanyaan yang dijawab.

Mahasiswa berharap, instansi terkait tidak saling melempar tanggung jawab dan segera melakukan perbaikan menyeluruh demi kenyamanan dan keselamatan penghuni. Mereka juga mendesak adanya transparansi pengelolaan dana serta peningkatan koordinasi agar masalah serupa tidak terus berlarut. (Alwi)