Anwar Hafid: Madrasah Adalah Warisan Mulia Guru Tua, Harus Dibangkitkan
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, menyerukan kebangkitan madrasah di setiap desa. Hal itu ia sampaikan dalam pidatonya di Haul ke-57 Habib Idrus Bin Salim Aljufri atau Guru Tua, yang digelar Sabtu, 12 April 2025 di kompleks Alkhairaat Pusat, Palu.
Anwar menyerukan komitmen untuk melanjutkan perjuangan Guru Tua, terutama dalam bidang pendidikan melalui kebangkitan madrasah di seluruh pelosok daerah.
“Kalau kita semua pencinta Alkhairaat, mari mulai sekarang kita hidupkan kembali madrasah-madrasah diniyah warisan Guru Tua di seluruh desa,” ujar Anwar Hafid.
Di hadapan ribuan jamaah dan tokoh penting nasional yang hadir, Gubernur, menyatakan, bahwa dirinya bukan hanya bagian dari Alkhairaat, tapi juga telah menjabat sebagai Ketua Komda Alkhairaat sejak 2008 hingga sekarang.
Ia juga mengungkapkan kedekatan pribadinya dengan sosok Guru Tua yang bahkan, menurut cerita ibunya, telah meniup ubun-ubunnya ketika masih dalam kandungan.
“Guru Tua mendoakan saya saat masih dalam kandungan. Beliau berkata, semoga anak ini menjadi orang berguna bagi orang banyak,” tutur Anwar penuh haru.
Dalam kesempatan itu, ia menyoroti peran besar Guru Tua dalam dunia pendidikan. Tanpa bantuan APBD, Guru Tua berhasil mendirikan lebih dari 400 madrasah di berbagai wilayah. Anwar menilai hal ini sebagai bukti nyata dedikasi dan visi besar seorang pendidik sejati.
“Kalau Guru Tua bisa mendirikan ratusan madrasah sendiri, bagaimana dengan kita yang memiliki kewenangan dan anggaran?” katanya, menegaskan pentingnya keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam mendukung pendidikan keagamaan.
Anwar juga menyinggung program unggulan yang akan diluncurkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, bertepatan dengan HUT Provinsi pada 13 April 2025. Program tersebut dinamai “Berani Cerdas”, yang akan memberikan beasiswa kepada 35.000 mahasiswa asal Sulawesi Tengah untuk kuliah di seluruh Indonesia.
Tak hanya itu, Pemprov juga akan membebaskan semua biaya pendidikan di tingkat SMA/SMK, termasuk biaya prakerin dan uji kompetensi. Bahkan sekolah swasta pun akan menerima dana BOS Daerah sebagai bentuk komitmen pendidikan yang merata.
“Kami tidak ingin ada alasan lagi bagi orang tua untuk tidak menyekolahkan anak-anaknya,” tegas Anwar.
Ia juga mengajak seluruh kepala daerah dan masyarakat untuk bersama-sama membantu pengembangan madrasah, termasuk dalam hal menggaji para guru madrasah yang selama ini minim perhatian.
“Kalau madrasah ditinggalkan, kita telah meninggalkan warisan Guru Tua. Mari kita tanggung bersama, jangan hanya pemerintah,” ujarnya.
Peringatan Haul Guru Tua kali ini dihadiri oleh berbagai tokoh nasional seperti, Menteri Menteri Hukum, Supratman Andi Agtas dan Menteri Agraria dan Penataan Ruang (ATR) Nusron Wahid. Sementara Menteri Agama Nassarudim Umar hadir secara virtual.
Hadir pula Anggota DPR RI Longki Djanggola, Muhiddin Said, Wakil Ketua MPR Abcandra Muhammad Akbar dan Anggota DPD RI Fadel Muhammad, hingga Dai Kondang Gus Miftah.
Anwar juga mengucapkan terima kasih atas kehadiran para tamu yang datang dengan sukarela, tanpa bantuan logistik atau biaya perjalanan.
“Tidak ada yang datang karena uang, semua datang karena cinta pada Guru Tua,” ucapnya bangga.
Dalam akhir pidatonya, Anwar menyatakan, dukungannya penuh agar Habib Idrus Bin Salim Aljufri segera diangkat sebagai pahlawan nasional, mengingat jasanya yang besar bagi bangsa dan umat Islam di Indonesia, khususnya di bidang pendidikan.
“Guru Tua bukan tokoh biasa. Beliau adalah aset bangsa. Sudah saatnya beliau diakui sebagai pahlawan nasional,” tandasnya.
Anwar juga menyampaikan harapannya agar haul ini tidak hanya menjadi ritual tahunan, melainkan momentum untuk terus meneladani semangat dan perjuangan Guru Tua dalam membangun bangsa melalui pendidikan. (Rfi)