Forum Panas dan Tidak Kondusif, Musorprov KONI Sulteng Ditunda
Musyawarah Olahraga Provinsi (Musorprov) KONI Sulawesi Tengah yang semula dijadwalkan berlangsung pada 21–23 Maret 2025 di Hotel Sutan Raja Palu resmi ditunda setelah forum dibuka dalam suasana yang tidak kondusif.
Penundaan diumumkan langsung oleh Ketua Umum KONI Sulteng, M. Nizar Rahmatu, di tengah gelombang protes dari para peserta.
“Sebagai Ketua Umum KONI Sulteng dan melihat gejolak yang ada, maka musyawarah kali ini saya tunda. Buat apa hanya persoalan jabatan, kita ribut-ribut,” tegas Nizar Rahmatu mengutip Ekbista.
Forum yang seharusnya menjadi ajang konsolidasi olahraga ini berubah menjadi arena ketegangan. Sejumlah pengurus cabang olahraga (cabor) dan perwakilan KONI kabupaten/kota mempertanyakan legalitas forum yang dianggap cacat prosedural. Mereka menilai pelaksanaan Musorprov terburu-buru dan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) KONI.
Aksi penolakan sempat memanas dan terekam dalam video yang tersebar luas di media sosial. Dalam rekaman tersebut, beberapa tokoh olahraga seperti Hidayat Lamakarate, Dedi Irawan, dan Ashar Yahya tampak menyampaikan protes keras. Bahkan, Hidayat terlihat membanting papan nama sebagai bentuk kekecewaan.
Salah satu poin yang paling disorot adalah soal pengiriman undangan Musorprov. Berdasarkan Pasal 35 ayat (2) huruf b AD/ART KONI, undangan seharusnya dikirimkan minimal 21 hari sebelum pelaksanaan. Namun, faktanya, surat undangan baru dikirim pada 10 Maret 2025, hanya 11 hari sebelum jadwal Musorprov.
“Musorprov ini sejak awal sudah kami nilai bermasalah. Penundaan ini langkah yang paling masuk akal,” ujar Dedi Irawan dari Pengprov Persambi Sulteng.
Situasi yang tidak lagi terkendali akhirnya mendorong Ketua KONI Sulteng untuk menyerahkan penanganan selanjutnya kepada KONI Pusat. Langkah ini disambut baik oleh peserta yang menginginkan agar proses Musorprov berikutnya berjalan lebih tertib, adil, dan terbuka.
“Kami berharap KONI Pusat bisa hadir sebagai wasit yang netral. Forum ini seharusnya menjadi wadah pembenahan olahraga, bukan ajang pertarungan politik organisasi,” kata Ashar Yahya dari PSTI Sulteng.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum KONI Pusat Mayjend TNI Purnawirawan Soedarmo sangat menyayangkan kejadian ini.
Dia mengatakan, kehadiran KONI seharusnya menambah semangat persatuan anak bangsa, bukan sebaliknya.
KONI Pusat akan meminta laporan KONI Sulteng terkait pelaksanaan Musorprov KONI Sulteng untuk selanjutnya akan diberikan arahan oleh KONI Pusat.
“Akhir jabatannya kan bulan juni. Sekarang maret. Jadi masih ada waktu tiga bulan,” katanya.***