Serial dokumenter kuliner A Bite of China kembali dengan musim keempat yang tayang perdana pada 3 Februari 2025 lalu. Diproduksi oleh China Central Television (CCTV), musim terbaru ini menawarkan eksplorasi mendalam tentang kuliner Tiongkok, dari tradisi yang bertahan selama ribuan tahun hingga inovasi modern yang mengubah cara masyarakat mengonsumsi makanan.

Dengan sinematografi memukau dan cerita yang menggugah emosi, A Bite of China Season 4 tidak sekadar menampilkan hidangan lezat, tetapi juga mengangkat kisah orang-orang di baliknya.

Kisah di Balik Hidangan Khas Tiongkok

Sejak pertama kali tayang pada tahun 2012, A Bite of China telah menjadi salah satu dokumenter kuliner paling ikonik. Serial ini tidak hanya memperkenalkan makanan khas dari berbagai daerah di Tiongkok, tetapi juga menggali sejarah dan filosofi di baliknya.

Melalui narasi yang kuat dan visual yang artistik, setiap episode menghadirkan perjalanan kuliner yang penuh makna.

Musim keempat ini membawa perspektif baru dengan menyoroti bagaimana makanan Tiongkok beradaptasi dengan perubahan zaman. Jika musim sebelumnya lebih banyak menampilkan masakan tradisional, musim ini mengeksplorasi perpaduan antara tradisi dan modernitas. Mulai dari teknologi dalam industri kuliner, perubahan gaya hidup masyarakat urban, hingga inovasi dalam metode memasak, semuanya dikupas dalam dokumenter ini.

Perbedaan Musim Keempat dari Sebelumnya

Salah satu daya tarik utama A Bite of China Season 4 adalah fokusnya pada transformasi kuliner yang terjadi di Tiongkok. Dokumenter ini menyorot bagaimana restoran kelas atas, startup kuliner, dan bahkan kecerdasan buatan (AI) mulai mengubah cara makanan disajikan dan dinikmati.

Namun, di tengah modernisasi tersebut, dokumenter ini tetap mempertahankan esensi tradisi. Misalnya, ada kisah seorang nenek di desa terpencil yang tetap menggunakan metode pembuatan tahu secara turun-temurun, meskipun teknologi sudah menawarkan cara yang lebih cepat dan efisien.

Kisah-kisah seperti ini memberikan nuansa emosional yang kuat, mengingatkan bahwa di balik setiap hidangan terdapat sejarah, dedikasi, dan cinta.

Musim ini juga menampilkan eksplorasi makanan fermentasi yang menjadi bagian penting dalam budaya kuliner Tiongkok. Mulai dari kecap kedelai tradisional, tahu fermentasi, hingga anggur beras, semuanya memiliki sejarah panjang dan peran yang tidak tergantikan dalam masakan Tiongkok.

Selain itu, lokasi pengambilan gambar dalam musim keempat ini lebih beragam. Jika musim sebelumnya lebih banyak mengeksplorasi pedesaan, kali ini dokumenter ini juga membawa penonton ke kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, dan Guangzhou.

Dengan demikian, penonton dapat melihat bagaimana makanan berevolusi di tengah urbanisasi, tanpa kehilangan akar budayanya.

Rangkaian Episode dan Temanya

Setiap episode dalam A Bite of China Season 4 menghadirkan tema yang unik, memberikan perspektif yang luas tentang kuliner Tiongkok. Berikut adalah beberapa episode yang menarik perhatian:

  1. “Jejak Sejarah di Meja Makan”
    Episode ini menyoroti bagaimana hidangan klasik seperti dim sum, mie tarik tangan, dan sup herbal tetap bertahan dan populer hingga saat ini.
  2. “Dapur di Pegunungan”
    Fokus pada makanan dari daerah pegunungan yang masih mempertahankan cara memasak tradisional dengan bahan alami seperti jamur liar dan rempah-rempah khas.
  3. “Laut yang Memberi Hidup”
    Mengungkap kehidupan nelayan Tiongkok dan kuliner berbasis hasil laut, seperti abalon, teripang, dan ikan fermentasi.
  4. “Rahasia Rasa Fermentasi”
    Membahas berbagai jenis makanan fermentasi khas Tiongkok, termasuk kecap kedelai, tahu fermentasi, dan anggur beras, serta proses pembuatannya.
  5. “Festival dan Pesta Rakyat”
    Mengupas makanan khas yang selalu hadir dalam perayaan besar, seperti pangsit Tahun Baru Imlek dan kue bulan saat Festival Pertengahan Musim Gugur.
  6. “Dari Ladang ke Meja Makan”
    Mengikuti perjalanan bahan pangan dari para petani hingga menjadi hidangan siap saji di meja makan.
  7. “Cita Rasa Masa Depan”
    Menampilkan inovasi kuliner seperti laboratorium makanan, daging berbasis tanaman, serta teknologi yang semakin berkembang dalam industri restoran.

Mengapa Harus Menonton A Bite of China Season 4?

Ada beberapa alasan mengapa A Bite of China Season 4 layak ditonton, terutama bagi pecinta kuliner dan budaya.

  1. Visual yang Memukau
    Sinematografi yang sangat detail dan artistik membuat setiap adegan terlihat seperti lukisan hidup. Setiap hidangan ditampilkan dengan cara yang menggugah selera dan penuh estetika.
  2. Cerita yang Mengharukan
    Dokumenter ini tidak hanya menampilkan makanan, tetapi juga kisah manusia yang penuh perjuangan, harapan, dan cinta terhadap tradisi kuliner mereka.
  3. Pelajaran Budaya yang Mendalam
    Penonton akan mendapatkan wawasan tentang sejarah dan filosofi makanan Tiongkok yang telah berkembang selama ribuan tahun.
  4. Relevan dengan Tren Kuliner Modern
    Dengan eksplorasi inovasi makanan dan tren terbaru, dokumenter ini cocok bagi mereka yang ingin tahu bagaimana kuliner akan berkembang di masa depan.

Apakah A Bite of China Season 4 Akan Tayang di Indonesia?

Hingga saat ini, belum ada informasi resmi mengenai jadwal penayangan A Bite of China Season 4 di Indonesia. Namun, berdasarkan musim sebelumnya, serial ini kemungkinan besar akan tersedia di platform streaming global seperti iQIYI, Tencent Video, atau YouTube.

Bagi pecinta dokumenter kuliner, A Bite of China selalu menjadi tontonan yang dinantikan. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang budaya kuliner Tiongkok, mengikuti perkembangan teknologi dalam industri makanan, atau sekadar menikmati visual yang menggugah selera, maka musim keempat ini tidak boleh dilewatkan.

Poinnya, A Bite of China Season 4 bukan sekadar dokumenter tentang makanan, melainkan sebuah perjalanan budaya yang menghubungkan tradisi, inovasi, dan kisah-kisah manusia yang menjadikan makanan lebih dari sekadar kebutuhan.

Dengan eksplorasi mendalam tentang sejarah, teknik memasak, dan kehidupan orang-orang yang menjaga kuliner Tiongkok tetap hidup, musim terbaru ini menawarkan pengalaman menonton yang edukatif, emosional, dan menggugah selera. (Rfi/AI)