Niat Puasa Tasu’a dan Asyura dan Keutamaannya
JAKARTA – Setiap 9-10 Muharram, ummat Islam dianjurkan untuk menjalankan ibadah puasa sunnah Tasu’a dan Asyura.
Berpuasa pada bulan Muharram memiliki derajat yang tinggi setelah puasa Ramadhan.
“Seutama-utama salat setelah salat wajib adalah salat pada sepertiga akhir malam, dan seutama-seutama puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Muharram,” bunyi HR Muslim.
Berikut niat Puasa Tasu’a dan Asyura
Untuk diketahui, yang membedakan puasa Tasu’a dan Asyura dengan puasa Ramadhan atau puasa sunnah yang lain terletak pada niatnya.
- Niat puasa Tasu’a
نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُعَاءْ سُنَّةَ ِللهِ تَعَالَى
Arab-latin: Nawaitu shauma tasu’a sunnatal lillaahita’ala
Artinya: “Saya niat puasa hari tasu’a, sunnah karena Allah ta’ala.” - Niat puasa Asyura
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ ِعَا شُورَاء لِلهِ تَعَالَى
Arab-latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i sunnati ‘Asyura lillahi ta’ala
Artinya: “Saya berniat puasa sunah Asyura karena Allah Lillahi ta’ala”
Jangan lupa menjalankan puasa Tasu’a dan Asyura ya! Karena, dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda, “Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah – Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam.” (HR. Muslim)