Kisah Lengkap Sewu Dino yang Disebut Lebih Seram dari KKN di Desa Penari

Setelah hari itu, mbah Tamin mengatakan, ia akan lebih sering keluar rumah, pesanya sama seperti dulu, jangan bukakan pintu manakala hari sudah petang.

Sri, Erna dan Dini, mengangguk, pertanda mengerti, namun, perlahan, semua mulai memikirkan itu, ke mana si mbah sebenarnya.

Sri, Erna dan Dini masih melakukan tugas mereka, secara bergantian sama seperti biasanya.

Sampai, suatu pagi, si mbah belum juga pulang. Ini aneh, Dini dan Erna, ada di sumur, mereka sedang mencuci pakaian mereka, saat itu, Sri baru saja melaksanakan tugasnya, membasuh Dela.

Tidak ada yg berubah dari gadis itu, sebenarnya, bila saja Dela tidak di jahati seperti ini, dia melihat sosok gadis muda yg cantik jelita, tidak hanya itu, perawakanya memang layak menjadi dambaan bagi pria manapun, namun, nasib seperti mempermainkanya, Sri merasa bersimpati.

Manakala ia selesai melaksanakan tugasnya, tiba-tiba terpecik pikiran penasaran, selama ini, bila di pikir-pikir ia belum pernah masuk ke kamar mbah Tamin, hanya melihatnya dari luar, kira-kira apa yg orang tua itu simpan di dalam kamarnya.

Setelah melihat dan memastikan tidak ada orang disana, ia membuka pintu itu, yg memang tidak di kunci. Sri melangkah masuk, melihat kamar mbah Tamin, tidak ada yg istimewa, selain benda yg sama yg ia temui di dalam kamarnya. Lalu, mata Sri tertuju pada sebuah almari tua.

Ia menemukan pakaian mbah Tamin, tidak ada apapun disana, bahkan di antara selipan almari, dari atas hingga bawah. lalu, mata Sri tertuju pada sebuah meja yg sudah usang, disana, ada sebuah laci kecil, dengan jantung berdegap kencang, Sri membukanya, kemudian, melihat isinya.

Disana, ia menemukan pasak jagor (boneka isi rumput teki) bentuknya sudah sangat berantakan akibat dicabik dan ditusuk. Masalahnya, Sri tahu benda apa itu, itu adalah benda yg sering di gunakan untuk media santet, apa yg sebenarnya orang tua itu lakukan.

Tidak hanya itu saja, ada beberapa benda lain, sebuah cincin akik dengan batu merah, dan terakhir, sebuah foto yg usang, dibelakangnya tertulis “keluarga Atmojo” ketika Sri memperhatikan foto itu. Ia memekik ngeri, ada mbah Krasa dan seluruh keluarganya yg pernah ia lihat.