Kisah Lengkap Sewu Dino yang Disebut Lebih Seram dari KKN di Desa Penari

Terjadi ketegangan dalam situasi itu, sampai, tiba2, mbah Tamin mencengkram leher Sri, Dini yg melihat itu, panik.

“SOPO SING MOK OLEHI MELBU OMAH, NANG NDI MAKHLUK IKU!!” (SIAPA YG KAMU IJINKAN MASUK, DIMANA SEKARANG DIA BERADA)

Dini, mencoba menahan tangan mbah Tamin, Sri hanya membuang muka, ia sudah gemetar ketakutan.

“Nang kamar njenengan mbah, tiange mlebet mriku” (di kamar anda mbah, dia masuk kesitu) ucap Dini, mbah Tamin sempat melirik Dini dengan wajah marah, sebelum, bergegas masuk ke rumah, setengah berlari seakan ingin melihatnya.

Sri dan Dini ikut mengejar, bahkan, mereka sempat melihat Erna yg terdiam mematung, seakan kaget melihat mbah Tamin muncul dari luar rumah, padahal, ia tahu betul, si mbah belum keluar dari kamarnya sejak semalam masuk ke sana.

Tepat ketika, mereka sampai disana, mereka melihatnya. Seseorang telah mengobrak abrik kamar mbah Tamin. Semua barang mbah Tamin berantakan, namun, yg membuat semua orang tercengang adalah, di atas ranjang tempat tidur beliau, ada patek (nisan dari kayu) yg tertulis nama “Atmojo”

Nama keluarga tempat mereka mengabdikan diri. Krasa Atmojo. Cukup lama bagi mbah Tamin, memeriksa benda itu, tanpa melihat Sri dan Dini, si mbah berucap “opo sing dilakoni nang kene mambengi ndok” (apa yg dia lakukan saat ada disini semalam).

Sri kali ini yg bicara, ia mengatakan semuanya, termasuk Dela, mimik wajahnya berubah, ia diam. Sebelum akhirnya berjalan menuju Dela.

Mbah Tamin melihat anak gadis itu, masih terlelap dalam tidurnya, ia membelainya layaknya anak gadisnya sendiri, sama seperti sosok yg ia lihat semalam.

Siapa sosok itu sebenarnya. Sri terlihat berpikir, seakan mencari tahu jawaban itu.