Kisah Lengkap Sewu Dino yang Disebut Lebih Seram dari KKN di Desa Penari

Setelah menerima permintaan Erna, Sri bersiap mengambil air. Ia lupa, bahwa air di gentong dapur sudah habis, terpaksa ia membuka pintu, bersiap untuk menimba air dari sumur.

Meski awalnya ragu, Sri mematung di depan pintu, lalu, perlahan membukanya, lalu keluar.

Entah perasaan tidak enak macam apa yg Sri rasakan, malam ini, lebih hening dari biasanya. Tidak terdengar suara binatang malam, seakan membawa ketakutan Sri yg selama ini ia tahan menyeruak keluar.

Sri melangkah keluar, ia cepat2 pergi ke sumur, menimbanya, lalu kembali, tapi dari sudut mata Sri, jauh di salah satu pohon besar di samping pagar bambu kamar mandi, Sri melihat ada wajah yg mengamati, saat Sri menatapnya. Wajah itu menghilang, Sri terdiam cukup lama, namun, ia tetap melanjutkan tujuanya

Ia harus cepat melakukan tugasnya. Sri segera menimba air dengan cepat, tidak lupa matanya awas menatap sekeliling, seakan ia sedang dikejar sesuatu.

Setelah semua selesai, Sri berlari dan mengunci pintu, perasaan lega langsung dirasakan oleh Sri. kini, ia melangkah menuju kamar Dela.

Sri meletakkan airnya, taburan kembang sudah ia lakukan, kini, Sri membuka keranda Bambu kuning, mulai membasuh tubuh Erna dengan handuk kecil. Ia masih tertuju pada perut besarnya, yg kata Erna, dihamili oleh mbah Tamin. Namun, Sri tidak percaya, ia selalu menyangkal ucapan itu.

Sri terus membasuhnya, hingga sampai ke tanganya yg penuh luka borok, di sana. Sri terdiam, ia lupa, belum mengikat tangan dan kaki Dela, saat Sri baru menyadarinya, ia menatap Dela, membuka mata, tersenyum menyeringai, melotot menatap Sri.

Kaget, Sri beringsut mundur, namun Dela mencekik leher Sri kuat-kuat, ia mengangah, menunjukkan gigi hitamnya yg membusuk.

Terjadi pergulatan hebat antara Sri dan Dela. Sri hanya berusaha melepaskan cekikan Dela yg kuat sekali, membuatnya hampir meregang nyawa.