LPM Talise Bantah Jual Lahan ke PT CPM, Siap Tempuh Jalur Hukum atas Tuduhan Fitnah
Ketegangan antara masyarakat penggarap dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Talise mencapai titik panas setelah aksi penyegelan kantor lembaga pada 28 April 2025.
Tudingan penjualan lahan garapan di kompleks Bukit Laranggarui kepada PT Citra Palu Minerals (CPM) menjadi pemicu, namun pengurus LPM dengan tegas membantah semua klaim yang beredar.
Ketua LPM Talise, Toni Hasbi, menyebut bahwa tuduhan itu tidak hanya menyesatkan, tetapi juga merusak integritas lembaga.
“Kami tidak pernah menjual lahan kepada siapa pun, termasuk kepada CPM,” tegas Toni dalam pernyataan resminya, Rabu malam, 30 April, yang juga dihadiri Ketua Bidang LPM, Ikhlas MS SH. Keduanya sepakat bahwa tindakan hukum akan diambil untuk melawan penyebaran informasi palsu.
Bagi Toni, masalah ini bukan sekadar soal reputasi, melainkan tanggung jawab menjaga kepercayaan warga terhadap lembaga yang semestinya menjadi jembatan komunikasi masyarakat. Ia bahkan mengkritik pihak Kelurahan Talise yang dinilai tak berinisiatif melakukan klarifikasi bersama masyarakat, hingga situasi mengarah pada aksi penyegelan.
“Seyogianya pihak kelurahan mengundang kami untuk duduk bersama warga, bukan membiarkan narasi sepihak menyebar dan memperkeruh suasana,” kata Toni.
Pernyataan ini juga merujuk pada dugaan keterlibatan oknum kelurahan dalam menyebarkan kabar yang dinilai sesat.
Ikhlas MS SH menambahkan bahwa pihaknya telah sepakat dalam rapat internal untuk membawa kasus ini ke Polda Sulteng dan Polresta Palu, dengan laporan pencemaran nama baik dan penyebaran informasi palsu.
“LPM tidak memiliki kewenangan menjual lahan. Kami hanya lembaga kemasyarakatan, bukan pemilik tanah,” katanya.
Sementara itu, mengutip Radar Sulteng, General Manager Eksternal Affairs dan Security PT CPM, Amran Amir juga membantah keterlibatan perusahaan dalam pembelian lahan tersebut. Ia bahkan mempertanyakan bukti dari tuduhan yang beredar.
“Saya tidak tahu di mana persisnya lokasi yang dimaksud, apalagi soal transaksi dengan LPM,” ujarnya.
LPM Talise menyatakan siap membuka ruang dialog jika masyarakat menghendaki penjelasan terbuka. Namun Toni menekankan bahwa penyelesaian masalah semestinya berdasarkan data, bukan asumsi. Ia berharap masyarakat tidak mudah terpancing oleh informasi yang belum jelas asal-usul dan kebenarannya.
Sampai saat ini, Kelurahan Talise belum memberikan keterangan resmi mengenai dugaan keterlibatan oknum dalam penyebaran informasi tersebut. Sementara itu, LPM Talise menegaskan bahwa jalur hukum akan terus ditempuh demi menjaga martabat lembaga dan pengurusnya. (Tim)