Panggilan Misterius Setelah Situr Wijaya Meninggal: Siapa Mereka?
Kabar wafatnya jurnalis Sulawesi Tengah, Situr Wijaya (32), mengguncang kalangan pers dan keluarga. Ia ditemukan meninggal di kamar Hotel D’Paragon, Kebon Jeruk, Jakarta, pada Jumat (4/4/2025). Namun, bukan hanya duka yang tersisa, tetapi juga serangkaian pertanyaan yang belum mendapatkan jawaban terang.
Situr, pendiri media online Insulteng.id, awalnya berpamitan kepada istrinya, Selviyanti, pada Kamis (3/4/2025), bahwa ia akan ke Jakarta untuk urusan pekerjaan sekaligus bersilaturahmi. Namun esok harinya, ia ditemukan tak bernyawa. Yang membuat keluarga terpukul bukan hanya kepergiannya yang tiba-tiba, tapi juga situasi di sekitar kabar kematiannya.
Selviyanti pertama kali mengetahui suaminya telah tiada lewat ponsel Oppo milik Situr yang masih aktif. Sekitar pukul 13.10 WITA, ia menerima telepon dari seorang perempuan yang mengaku teman almarhum. Perempuan itu menyampaikan kabar kematian Situr dan menyebut tidak ada biaya untuk membawa jenazah ke rumah sakit.
Tak berselang lama, Selviyanti menerima panggilan video dari iPhone suaminya. Kali ini, seorang pria mengaku sebagai pihak hotel. Namun, yang aneh, ketika Selviyanti meminta agar jenazah ditunjukkan secara langsung, permintaan itu ditolak. Ia hanya menerima foto, bukan tampilan langsung seperti yang ia harapkan.
“Dia hanya mengirimkan foto dan menolak menunjukkan jenazah secara live,” ucap Selviyanti.
Tak kalah mencurigakan, pria dalam video tersebut mengenakan jaket dan topi, dan di latar belakang terlihat wanita memakai helm. Dua sosok itu belum berhasil diidentifikasi hingga sekarang.
Lebih membingungkan lagi, ketiga ponsel milik Situr masih aktif. Padahal, kata sandi perangkat hanya diketahui almarhum. Salah satu teman dekat almarhum yang mencoba menghubungi lewat Messenger justru mendapat balasan dari seorang perempuan yang mengaku sebagai petugas medis.
Namun pernyataannya tak sesuai fakta. Ia menyebut jenazah berada di RS Duta Indah, padahal kenyataannya, jenazah masih tergeletak di dalam ambulans lebih dari 10 jam sebelum akhirnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Autopsi baru dilakukan pada Sabtu (5/4/2025). Dari keterangan resmi, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menyatakan, hasil awal menunjukkan adanya infeksi berat di paru-paru yang mengarah pada Tuberkulosis (TBC).
“Dokter menemukan perlengketan hebat di paru kanan yang menempel pada dinding dada. Hampir semua organ menunjukkan tanda perbendungan cairan,” ujar Ade Ary.
Namun, hasil ini belum final. Polisi masih menunggu hasil toksikologi dan histopatologi untuk memastikan penyebab kematian secara menyeluruh.
Tambahan informasi dari CCTV hotel menunjukkan bahwa Situr terakhir kali terlihat bersama seorang perempuan berinisial V sejak Kamis malam pukul 18.50 WIB. Tak ada rekaman menunjukkan pria bertopi atau wanita berhelm yang sempat menghubungi Selviyanti lewat ponsel almarhum.
Foto-foto jenazah yang diterima keluarga juga menimbulkan kecurigaan baru. Ada lebam di wajah korban yang menurut keluarga tak wajar jika semata-mata disebabkan sakit paru-paru.
Ketua PWI Peduli Sulteng, Syahrul alias Heru Kaboter, menyampaikan sikap hati-hati. Ia menegaskan bahwa pihaknya memilih menunggu hasil resmi dari proses autopsi sebelum menyimpulkan apa pun.
“Kami ingin tahu kebenaran dan menunggu hasil autopsi resmi dari pihak berwenang,” ucapnya.
Sementara itu, ada pula catatan dari WhatsApp milik almarhum yang menunjukkan bahwa ia memang tengah menjalani pengobatan.
“Cukup doakan saja ane. Lagi rawat jalan, saya divonis paru,” tulisnya kepada seorang sahabat.
Meski penyakit itu bisa menjelaskan sebagian kondisi almarhum, misteri tentang siapa yang menghubungi Selviyanti, siapa perempuan yang menemani Situr di hotel, serta mengapa ponselnya masih aktif, semuanya belum terjawab.
Satu hal yang pasti: keluarga, sahabat, dan komunitas pers menanti kebenaran dengan sabar, sembari mengenang Situr Wijaya sebagai wartawan tangguh yang pergi dalam banyak tanda tanya.***

 
													 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					