Chandra Asri (TPIA) Catat Pertumbuhan Positif Meski Tantangan Eksternal
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melaporkan kinerja keuangan yang solid sepanjang tahun 2024 meskipun menghadapi tantangan eksternal. Perusahaan mempertahankan likuiditas kuat sebesar USD 2,4 miliar dan terus memperluas investasi strategis, termasuk proyek Pabrik Chlor Alkali – Ethylene Dichloride (CA-EDC) di Cilegon yang masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN).
Direktur Chandra Asri, Suryandi, dalam rilisnya diketerbukaan informasi, mengungkapkan, bahwa per 31 Desember 2024, perusahaan tetap memiliki fondasi keuangan yang kokoh.
“Kami memiliki kas dan setara kas sebesar USD 1,4 miliar, surat berharga senilai USD 0,8 miliar, serta fasilitas kredit revolver yang tersedia sebesar USD 0,2 miliar. Hal ini memungkinkan kami mendorong pertumbuhan jangka panjang dan berkontribusi pada industri nasional,” ujarnya.
Investasi Strategis dan Dukungan Hilirisasi Industri
Pabrik CA-EDC yang dibangun di Cilegon diproyeksikan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 400.000 ton soda kaustik dan 500.000 ton Ethylene Dichloride (EDC). Proyek ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor bahan kimia dan mendukung sektor seperti pemurnian alumina, pemurnian nikel, dan produksi baterai kendaraan listrik.
Chandra Asri juga memperoleh pinjaman Rp 2 triliun dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk melalui anak usaha PT Chandra Daya Investasi (CDI) untuk mendukung proyek infrastruktur strategis, termasuk pengelolaan energi terbarukan, efisiensi energi, dan inisiatif keberlanjutan lainnya.
Fokus Keberlanjutan dan Penghargaan Lingkungan
Komitmen terhadap keberlanjutan dibuktikan melalui investasi dalam pengelolaan minyak jelantah melalui unit pengumpulan Biofront, TUKR. Minyak jelantah yang dikumpulkan diolah menjadi bahan bakar hijau, termasuk Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Perusahaan juga memperoleh berbagai penghargaan, termasuk Green PROPER untuk fasilitas di Ciwandan dan Pulo Ampel, Penghargaan Subroto 2024 atas kontribusi dalam pengurangan emisi, serta tiga penghargaan dari Global CSR & ESG Summit and Awards 2024.
Kinerja Keuangan 2024
Pendapatan bersih perusahaan pada 2024 turun 17,4% menjadi USD 1,78 miliar dibandingkan tahun sebelumnya akibat gangguan eksternal dalam pasokan dan permintaan. Namun, segmen infrastruktur mengalami pertumbuhan 29,7%, menunjukkan ekspansi bisnis yang positif.
Beban pokok pendapatan berkurang menjadi USD 1,73 miliar akibat tingkat produksi yang lebih rendah karena pemeliharaan terjadwal (TAM). EBITDA juga mengalami penurunan 41,5% menjadi USD 76,1 juta akibat penutupan sementara beberapa fasilitas produksi selama Q3 2024.
Sementara itu, total aset meningkat 0,8% menjadi USD 5,65 miliar, dengan total liabilitas naik 4% menjadi USD 2,72 miliar. Chandra Asri mencatat arus kas operasi negatif USD 158,3 juta, dibandingkan dengan positif USD 132,2 juta di 2023, karena pembayaran pemasok yang lebih tinggi dibandingkan penerimaan dari penjualan.
Ekspansi Infrastruktur dan Akuisisi Aset
Selain investasi di biofuel dan proyek PSN, Chandra Asri juga mengakuisisi empat kapal pengangkut minyak, bahan kimia, dan gas alam untuk memperkuat rantai pasokan maritim. Kapal ini akan dioperasikan oleh PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM).
Perusahaan juga dalam tahap akhir penyelesaian transaksi akuisisi aset kilang dan petrokimia Shell. Setelah transaksi rampung, Chandra Asri akan mengungkapkan penyelesaian transaksi kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dukungan terhadap Transisi Energi dan Infrastruktur Berkelanjutan
Chandra Asri terus mendukung transisi energi melalui anak usaha PT Krakatau Chandra Energi (KCE) yang meluncurkan kampanye “Energizing Growth with Renewable Energy”. Kampanye ini berfokus pada penyediaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di sektor industri dan residensial, dengan total kapasitas 2,067 MWp di Kawasan Industri Krakatau.
Perusahaan juga memperluas kapasitas produksi Butene-1 (B1) dan Methyl Tert-butyl Ether (MTBE) sebesar 25% melalui kerja sama dengan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT). Langkah ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan daya saing industri petrokimia domestik.
Sebagai bagian dari upaya sosial, Chandra Asri meresmikan Bank Sampah Desa Tanara di Kabupaten Serang, bekerja sama dengan Bank Sampah Digital dan Universitas Syekh Nawawi Banten. Perusahaan juga berkolaborasi dengan Pemkab Serang untuk konservasi mangrove di lahan 180 hektar di pesisir utara Banten guna mengurangi abrasi dan mendukung target ENDC 2030.
Chandra Asri menegaskan komitmen dalam pembangunan berkelanjutan melalui berbagai inisiatif dan investasi strategis. Dengan fondasi keuangan yang solid dan proyek-proyek besar yang sedang berjalan, perusahaan siap menghadapi tantangan industri sekaligus memperkuat posisinya sebagai pemimpin di sektor petrokimia dan energi di Indonesia. (Rfi)