Dewa 19: Perjalanan Sang Legenda di Blantika Musik Indonesia
Dewa 19 adalah salah satu band legendaris Indonesia yang sudah berkarir selama puluhan tahun. Mereka sangat menjunjung tinggi lagu dengan musikalitas yang tinggi. Hal itulah yang disukai oleh para fans Dewa 19 dan tidak pernah mereka dapatkan dari band-band tanah air lainnya.
Baru-baru ini, Dewa 19 menggelar konser tiga kota di Indonesia, yaitu Solo, Jakarta, dan Bandung. Konser tersebut bertajuk Stadium Tour Dewa 19 All Stars, dan mengundang 5 musisi top dunia. Konser tersebut dihadiri oleh puluhan ribu penonton dari penjuru negeri.
Dewa 19 adalah band yang sangat total dalam memainkan musik. Eksistensinya di blantika musik Indonesia patut diapresiasi. Dewa 19 telah melalui sejarah yang panjang dengan lika-liku yang tak ada habisnya.
Artikel ini membahas tentang profil dan sejarah panjang band Dewa 19 dari awal terbentuk sampai berhasil menggelar konser tunggal tur bertajuk Stadium Tour Dewa 19 All Stars, Juli sampai Agustus kemarin.
Awal Terbentuknya Dewa 19
Dewa 19 merupakan band rock Indonesia yang dibentuk pada tahun 1986 di Surabaya. Sebelum berubah nama menjadi Dewa, band ini dahulu bernama Booster. Satu tahun setelahnya, tepatnya pada 26 Agustus 1986, Booster berubah nama menjadi Dewa.
Nama Dewa sendiri adalah akronim dari empat pendiri band tersebut yaitu Dhani Ahmad (sebagai keyboard dan vokal, Erwin Prasetya (sebagai bass), Wawan Juniarso (sebagai drum), dan Andra Junaidi (sebagai gitar).
Keempat bocah remaja itu setiap hari selalu berlatih musik. Mereka memiliki markas di rumah Wawan. Tepatnya di Jalan Dharmawangsa Dalam Selatan No. 7, di komplek kampus Universitas Airlangga, Surabaya.
Wawan sempat keluar dari band Dewa dan bergabung dengan band Outsider yang beranggotakan Ari Lasso dan Piyu. Di waktu yang sama, Dewa pun mengubah namanya menjadi Down Beat.
Saat itu, wawan digantikan oleh drummer bernama Ari Sudono, Rizky Noviar, dan Salman Haroen. Saat bernama Down Beat, mereka sangat terkenal. Hal itu karena mereka berhasil menjuarai berbagai festival band tingkat remaja. Namun, ketika grup band Slank mulai menguasai jagad musik Indonesia, Wawan kembali ke Dewa untuk menghidupkan band tersebut.
Wawan kembali ke Ahmad Dhani dkk dan membawa serta Ari Lasso sebagai vokalis baru. Nama Down Beat pun berubah kembali menjadi nama Dewa. Kembalinya Wawan adalah titik balik yang sangat penting.
Saat itu, Dewa kemudian mencampuradukkan berbagai genre musik menjadi satu seperti pop, rock, dan jazz. Hal ini merupakan inovasi baru yang justru menarik para penikmat musik tanah air untuk melirik matanya kepada Dewa.
Album-album Pertama Dewa 19
Album 19
Pada tahun 1992 sampai 1994, Dewa menyelesaikan album perdananya. Album perdana Dewa tidak terlepas dari peran seorang kawan dari Wawan. Ia menginvestasikan uang sebesar Rp10 juta untuk memodali teman-temannya agar bisa membuat master rekaman pertama mereka. Dewa menyelesaikan album pertama mereka di Jakarta.
Setelah melakukan rekaman, Dhani berusaha mencari label rekaman yang bersedia mengorbitkan mereka. Akhirnya, master rekaman Dewa diminati oleh Jan Djuhana dari Team Records yang juga pernah mengorbitkan KLa Project.
Album pertama Dewa rilis pada tahun 1992. Album tersebut berjudul 19, karena rata-rata usia mereka saat itu adalah 19 tahun. Nama album itulah yang kemudian menjadi identitas baru dari Dewa, sehingga dipakai untuk nama band yaitu Dewa 19.
Album perdana Dewa 19 meledak, hingga akhirnya Team Record yang merupakan perusahaan label kecil meminta Aquarius Musikindo untuk mengambil alih produksi dari album Dewa 19.
Di album pertamanya inilah kemudian melahirkan lagu yang masih sangat terkenal sampai sekarang yaitu Kangen dan Kita Tidak Sedang Bercinta Lagi. Dari album pertama tersebut, Dewa berhasil menyabet penghargaan BASF Awards 1993.
Album Format Masa Depan
Satu tahun kemudian, pada tahun 1994, Dewa 19 merilis album keduanya yang berjudul Format Masa Depan. Di tengah pembuatan album kedua mereka, drummer Dewa 19, Wawan memutuskan untuk keluar dari band.
Ia digantikan sementara oleh Ronald Fristianto (Gigi) dan Rere Reza (Grass Rock). Di album kedua ini, muncul lagu-lagu populer seperti Aku Milikmu, Tak Kan Ada Cinta yang Lain, Mahameru, dan lain sebagainya.
Album Terbaik Terbaik
Satu tahun setelah rilis album Format Masa Depan, Dewa 19 merilis album ketiga mereka berjudul Terbaik Terbaik pada tahun 1995. Pada album ini, penabuh drum Dewa 19 masih diisi oleh Rere Reza. Lagu-lagunya memiliki konsep musik pop rock yang dikembangkan dengan menambahkan unsur jazz, folk, rock, funk, dan balada sentimental.
Album ini menurut sebagian pengamat musik dikatakan sebagai album terbaik Dewa 19 selama mereka berkarir sampai tahun itu. Bahkan album tersebut berhasil menempati posisi ke-26 dalam 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa versi Majalah Rolling Stone edisi September 2007.
Pada album Terbaik Terbaik, lahir lagu yang sangat fenomenal berjudul Cukup Siti Nurbaya yang menempati peringkat ke-20 dalam 150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa oleh Majalah yang sama edisi Desember 2009.
Album Pandawa Lima
Album keempat Dewa 19 adalah Pandawa Lima. Album ini dirilis pada tahun 1997. Formasi personel band saat menggarap album ini adalah Ari Lasso sebagai vokalis, Andra Junaidi sebagai gitar, Erwin Prasetya sebagai bass, Ahmad Dhani sebagai keyboard, dan Wong Aksan sebagai drum.
Dari album ini, Dewa 19 berhasil meraih penghargaan Anugerah Musik Indonesia 1997 sebagai “Lagu Alternatif Terbaik “Lagu Terbaik Umum” kemudian “Duo/Grup Alternatif Terbaik, dan lain sebagainya.
Beberapa hits yang lahir dari album Pandawa Lima adalah Kirana, dan Kamulah Satu-satunya. Kedua lagu tersebut juga mendapatkan beberapa penghargaan penting. Pandawa Lima sukses menjual 800 ribu keping album.
Keluar Masuknya Personel
Di tengah hingar bingar kesuksesan Dewa 19 di blantika musik Indonesia, mereka dihadapkan pada situasi yang cukup sulit. Situasi tersebut adalah keluar masuknya personel yang mengubah susunan mulai dari vokalis sampai penabuh drum.
Pergantian tersebut sebetulnya sudah terjadi pada saat Dewa 19 kehilangan Wawan yang memutuskan keluar saat menggarap album kedua Dewa 19 yaitu Format Masa Depan.
Masuk menggantikan Wawan adalah drummer Gigi Ronald Fristianto, selanjutnya Rere Reza (Grass Rock). Rere bersama Dewa 19 sampai mereka menggarap album ketiga mereka yaitu Terbaik Terbaik.
Setelah rekaman album itu selesai, barulah kemudian masuk drummer baru Dewa 19 yaitu Sri Aksana Sjuman atau yang dikenal dengan Wong Aksan. Wong Aksan hanya 3 tahun menjadi drummer Dewa 19 dan keluar pada tahun 1998.
Sementara itu, masalah baru muncul saat vokalis Ari Lasso dan bass Erwin Prasetya mengalami masalah ketergantungan narkoba. Zat adiktif yang dikonsumsi oleh kedua personel Dewa 19 itu membuat kariernya dan karier Dewa menjadi mandek.
Dalam rangka menyembuhkan keduanya, Ahmad Dhani memberikan waktu kepada Ari dan Erwin untuk memulihkan kondisinya. Dewa merilis album The Best of Dewa 19 pada tahun 1999 yang berisi lagu-lagu terbaik yang dirilis saat Ari Lasso masih menjadi vokalis Dewa 19. Album ini sukses di pasaran meskipun tanpa promosi apapun.
Setelah album ini rilis, personel Dewa 19 hanya tersisa dua orang saja yaitu Ahmad Dhani dan Andra. Dalam rangka mengisi kekosongan personel yang ditinggal oleh Ari Lasso, Ahmad Dhani merekrut Once Mekel untuk menjadi vokalis.
Once kemudian mengajak temannya Tyo Nugros untuk gabung dengan Dewa 19 dan mengisi posisi drummer yang kosong ditinggalkan oleh Wong Aksan. Erwin yang sudah sembuh dari narkoba pun kembali gabung dengan Dewa 19 untuk menjadi pemetik bas tambahan.
Pada tahun 2002, Erwin keluar dari Dewa dan posisinya kemudian digantikan oleh Yuke Sampurna yang merupakan mantan pemain bass The Groove.
Pada tahun 2007, Tyo Nugros memutuskan untuk keluar dari Dewa 19 setelah sebelumnya ia sempat vakum karena mengalami sakit pada kakinya hingga tidak bisa memainkan drum pada jangka waktu yang lama. Posisi drum kemudian digantikan oleh Agung Yudha atau Agung Gimbal.
Puncak Kesuksesan Dewa 19
Album Bintang Lima
Dewa 19 mengalami puncak kesuksesan setelah bergabungnya personel baru, Once dan Tyo Nugros. Pada tahun 2000-an, Dewa yang hadir tanpa menggunakan embel-embel 19 itu pun merilis album kelima mereka berjudul Bintang Lima. Album tersebut meledak di pasaran dan bahkan termasuk dalam album tersukses sepanjang karier Dewa.
Beberapa lagu yang ada di dalam album Bintang Lima adalah Roman Picisan, Dua Sejoli, Risalah Hati, Separuh Nafas, Cemburu, dan Lagu Cinta. Lagu-lagu tersebut semakin menambah kesuksesan Dewa dengan dua personel baru mereka.
Setelah merilis album ke-5 mereka, Dewa mengadakan tur di 36 kota untuk mempromosikan album ini sekaligus sebagai ajang perkenalan untuk personel baru mereka. Album Bintang Lima menyabet berbagai penghargaan seperti AMI Awards 2000 dan sukses menjual sebanyak 1,7 juta keping.
Album ke-6 dirilis pada tahun 2002 dan diberi nama Cintailah Cinta. Dalam album Cintailah Cinta menelurkan sebuah lagu yang sangat fenomenal sampai sekarang berjudul Arjuna Mencari Cinta. Meskipun begitu, lagu tersebut digugat oleh penulis novel yang terlebih dahulu menggunakan judul tersebut, hingga akhirnya Dewa mengubah judul mereka menjadi Arjuna.
Album Laskar Cinta
Pada tahun 2003 Dewa mengadakan tur berjudul Atas Nama Cinta di 25 kota di Indonesia. Ari Lasso turut serta dalam tur ini. Pada awal tahun 2004, Dewa merilis album live yang berjudul Atas Nama Cinta yang merupakan rekaman saat melakukan tur tersebut.
Selain itu Dewa juga merilis ulang The Best of Dewa 19 yang berisi kelahiran dan perjalanan mereka. Di dalamnya juga terdapat 10 video klip, 1 CD audio dan 1 buku sejarah perjalanan Dewa 19 dan lain sebagainya. Album The Best of Dewa 19 terjual hampir 1 juta keping.
Satu tahun setelahnya, pada 2004, Dewa menggelar tur selanjutnya di 30 kota di Indonesia berjudul Yamaha Dewa Tour 2004 – Selalu Terdepan. Setelah melakukan tur, mereka merilis album selanjutnya berjudul Laskar Cinta. Album itu dirilis pada 22 November tahun 2004.
Di album Laskar Cinta, Dewa yang mulai membawa nama 19 menyuguhkan musik rock yang lebih tegas. Pada album ini lahirlah lagu-lagu hits berjudul Pangeran Cinta, Satu, dan Cinta Gila. Meskipun demikian, pada album ini. Dewa mengalami masalah dengan FPI karena dalam logo albumnya, Dewa 19 seperti memuat kaligrafi Allah.
Kesuksesan Dewa di awal tahun 2000-an membuat mereka ingin merambah ke kancah internasional. Pada 13-15 Agustus, Dewa 19 mengadakan dua konser di Jepang. Pada tahun 2004 di Korea Selatan, lalu berlanjut ke Amerika Serikat.
Pada tanggal 7 Mei 2004, Dewa 19 mendapatkan undangan untuk menggelar konser di Timor Leste dalam rangka Hari Kemerdekaan mereka. Pada 15 Mei di tahun yang sama, Dewa 19 juga mengadakan konser di Municipal Stadium, Dili dan ditonton oleh 50.000 penonton.
Keseriusan Dewa 19 dalam menjajaki panggung internasional diidikasikan dengan mereka menandatangani kontrak 3 album dengan EMI Music International Hong Kong. Dewa 19 kemudian mengeluarkan album berjudul Republik Cinta pada 2006 dalam dua versi yaitu untuk Indonesia dan internasional.
Meskipun demikian, upaya Dewa 19 untuk menjajaki panggung internasional kurang menemukan hasil yang maksimal. Satu tahun setelahnya, pada 2007, Dewa 19 merilis album berjudul Kerajaan Cinta yang menjadi album terakhir mereka.
Masa-masa Vakum
Pada Desember 2007, Dewa menggelar konser besar-besaran di Malaysia dan mencetak sejarah musik di Malaysia sebagai grup band yang menggelar konser di lima kota besar dalam satu bulan. Dewa 19 menggandeng penyanyi papan atas Malaysia seperti Ella dan Sheila Majid.
Setelahnya, Dewa 19 mengalami vakum akibat masing-masing personel mulai menyibukkan diri dengan hal lain. Andra membentuk grup band Andra & The Backbone, Ahmad Dhani mengembangkan manajemen Dewa 19 bernama Republik Cinta Management, dan Once Mekel juga mulai bernyanyi secara solo.
Dalam masa ini, Dewa 19 hanya merilis dua single yaitu Perempuan Paling cantik di Negriku Indonesia dan Bukan Cinta Manusia Biasa. Kevakuman Dewa 19 diperparah dengan mundurnya vokalis mereka, Once Mekel pada tahun 2011.
Sejak saat itu, Dewa 19 menjadi band nostalgia yang kerap mengadakan konser bersama para mantan personelnya mulai dari Ari Lasso, Once Mekel, Tyo Nugros, dan Wong Aksan. Format ini terus berlanjut sampai pandemi pada tahun 2020.
Konser Tour Dewa 19 All Stars
Seusai pandemi, Dewa 19 mempunyai vokalis baru yaitu Virzha dan Ello. Bersama kedua vokalis itu, Dewa 19 bangkit dari kevakuman dan menggelar konser di Jakarta International Stadium pada 4 Februari tahun 2023. Konser tersebut berjudul Pesta Rakyat dan dihadiri oleh 75 ribu penonton.
Setelahnya, pada bulan Juli sampai Agustus 2023, Dewa 19 mengadakan konser tunggal yang sangat spektakuler berjudul Stadium Tour Dewa 19 feat All Stars yang digelar di tiga kota di Indonesia, yaitu Stadion Manahan Solo, Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, dan Stadion Gelora Bandung Lautan Api Bandung.
Konser tersebut merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh para fans Dewa 19. Pasalnya, Dewa 19 akan tampil dengan formasi lengkap mulai dari Ari Lasso hingga Tyo Nugros. Hanya Once Mekel yang absen dalam konser ini. Di GBK, konser Dewa 19 berhasil mengundang 85 ribu penonton untuk datang dan bernyanyi bersama,
Selain Ari Lasso dan Tyo Nugros, Dewa 19 juga menggandeng beberapa musisi internasional Derek Sherinian (eks keyboardis Dream Theater), Richie Kotzen (gitaris poison dan Mr. Big, Phil X (gitaris Bon Jovi), Dino Jelusic (vokalis White Snake), dan Jeff Scott Soto (eks vokalis Yngwie Malmsteen).
Pada konser tersebut, Dewa membawakan lebih dari 30 lagu. Lagu-lagu tersebut terdiri dari lagu Dewa dari awal mereka berdiri sampai sekarang. Selain itu, Dewa 19 juga mengcover lagu dari Queen berjudul Bohemian Rhapsody dan Rossana milik band Amerika Toto.