PALU – Peristiwa penusukan terhadap Ulama Syekh Ali Jaber pada Ahad, (13/9/2020) jadi perbincangan terhangat publik di media sosial. Isu berhembus bahwa pelaku mengalami gangguan jiwa atau gila.

Pernyataan itu di sampaikan langsung oleh orang tua pelaku sebagaimana di beritakan beberapa media nasional.

“Menurut keterangan orang tuanya yang bersangkutan mengalami gangguan jiwa. Namun dari kepolisian tidak bisa menerima pengakuan ini begitu saja,” kata Kapolda Lampung Irjen Pol Purwadi Arianto, di Mapolresta Bandarlampung, Ahad (13/9) malam mengutip JPNN.

Isu pelaku yang dikabarkan mengalami gangguan jiwa ini mendapat respon dari masayarakat Indonesia di media sosial. Sejumlah fakta di bongkar warganet mengenai kepribadian pelaku tersebut.

Mulai dari foto-foto pelaku yang disebar warganet di medsos yang tengah asik menyantap bakso. Bahkan, ada juga yang lagi sementara selfie dan main laptop.

Teranyar, dipantau di media sosial warganet ramai membagikan soal analisa bahwa pelaku tidaklah gila. Adapun alaisa tersebut:

Pertama: Pelaku mebawa pisau dan targetnya Syek Jaber, bukan penonton randoom. Kedua: Ada rasa takut saat diintrogasi. Ketiga: Kata bapaknya pelaku di umur 4 tahun sudah gila, padahal di tahun 2018 masih posting pakai laptop dengan pakaian rapi.

BACA JUGA : Pelaku Penusuk Syekh Ali Jaber Dijerat Pasal Berlapis

Peristiwa ini juga mendapat perhatian serius dari Menko Polhukam RI Mahfud MD. Atas nama pemerintah, Mahfud menyampaikan instruksi dan penjelasan sebagai berikut:

Pertama, Aparat keamanan Lampung supaya segera mengumumkan identitas pelaku, dugaan motif tindakan, dan menjamin bahwa proses hukum akan dilaksanakan secara adil dan terbuka.

Kedua, Syekh Ali Jaber adalah ulama yang banyak membantu Pemerintah dalam amar makruf nahi munkar dalam kerangka Islam rahmatan lil alamiin, Islam sebagai rahmat dan sumber kedamaian di dunia, Islam wasathiyyah.

“Selama ini beliau selalu berdakwah sekaligus membantu satgas Covid-19 dan BNPB untuk menyadarkan umat agar melakukan sholat di rumah pada awal-awal peristiwa Corona. Jadi Syech Ali Jaber adalah ulama yang aktif membantu pemerintah yang bahkan pernah berceramah dan berbuka puasa bersama Presiden Joko Widodo, Presiden SBY, dan Pimpinan lembaga negara lainnya,” jelas Mahfud MD mengutip Duta.co.

Ketiga. Pelaku penusukan adalah musuh kedamaian dan perusak kebersatuan yang memushi Ulama sehingga harus diadili secara fair dan terbuka serta dibongkar jaringan-jaringannya yang mungkin ada di belakangnya.

Keempat. Pemerintah menjamin kebebasan ulama untuk terus berdakwah amar makruf nahi munkar dan Saya menginstruksikan agar semua aparat menjamin keamanan kepada para ulama yang berdakwah dengan tetap mengikuti ptokol kesehatan di era Covid 19.

Sebelaumnya, pendakwah dan Ulama Ali Saleh Mohammed Ali Jaber atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber ditusuk orang tak dikenal (OTK) di Bandar Lampung, Ahad, (13/9/2020).

Adapun kronolgis kejadian itu, Syekh Ali Jaber tengah mengisi acara dakwah di Masjid Fallahudin, Bandar Lampung.

Pada kesempatan itu Ia memanggil seorang anak naik ke atas panggung, untuk tes bacaannya.

Begitu selesai, Ia memanggil ibu dari anak itu untuk berfoto buat kenang-kenangan. Ternyata Ibu dari anak itu Hpnya Full, sehingga tidak bisa digunakan untuk berfoto.

“Hp ibu itu full, tidak bisa untuk berfoto, saya pun meminta kepada jamaah untuk meminjamkan hp mereka untuk berfoto. Ketika sya fokus ke ke kiri untuk melihat jamaah mana yang akan naik ke panggung akan bawa hp. Tiba-tiba ada orang lari keatas panggung dan langsung menusuk ke lengan saya”, kata Syekh Ali Jaber mengutip pemberitaan TV One.

Pascapenusukan, pelaku nyaris dihakimin oleh jamaah yang ikut dalam kegiatan tersebut, namun berhasil dicegah oleh Syekh Ali Jaber.

“Saya kasihan lihat jamaah memukuli dia, saya bilang jangan dipukuli, serahkan saja ke polisi. Kemudian, pelaku diamankan ke ruang masjid,” ujarnya.

Ia memastikan pelaku bukan bagian dari acara itu.

Saat ini kondisi dari Syekh Ali Jaber sudah membaik. [***]