PALU – Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah menjadi salah satu kawasan terdampak bencana terparah. Ribuan warga tewas tertelan lumpur akibat likuifaksi yang terjadi beberapa jam usai gempa dahsyat pada Jumat 28 September 2018.

Belum ada angka pasti terkait jumlah korban tewas lantaran sulitnya proses evakuasi. Tetapi, warga memperkirakan ada sekitar 6.000-7.000 orang meninggal terendam lumpur.

Situasi di Petobo saat ini begitu mencekam, terutama di malam baru. Salah satu warga, Salih, 42 tahun, mengisahkan bagaimana mengerikannya berada di Petobo.

” Setiap malam terdengar suara anjing yang menggonggong panjang dan lama, belum lagi banyak burung hantu, memang menyeramkan,” kata Salih, dikutip dari Pojoksatu, Senin 15 Oktober 2018.

Menurut pria yang lebih akrab disapa Chalik itu, banyak orang berdatangan ke Petobo usai terjadinya likuifaksi. Mereka ingin menyaksikan sendiri bagaimana parahnya kondisi Petobo atau mencari keluarga mereka yang hilang.

Penjarah Manfaatkan Situasi

Sayangnya, ada saja orang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kondisi. Mereka melakukan penjarahan ke sejumlah rumah yang rusak.

“Pernah ada penjarah yang hampir babak belur dihajar massa. Karena ketahuan masuk ke Petobo, mengambil motor dan laptop,” kata dia.

Menurut Chalik, aksi penjarahan tersebut berhasil digagalkan lantaran warga mengenali motor yang dibawa pelaku. Alhasil, pelaku dihentikan warga dan hampir dihajar.

“Untungnya amarah warga bisa dicegah dan pelaku langsung diserahkan ke polisi,” ucap Chalik.

Menurut Chalik, aksi pencurian dan penjarahan di Petobo usai bencana terjadi baik siang maupun malam. Sebenarnya, kata dia, warga juga membiarkan mereka beraksi lantaran pasti tidak mendapatkan apa-apa.

Tidak jarang, para pencuri dan penjarah yang beraksi di malam hari justru lari terbirit-birit. Mereka ketakutan dengan situasi Petobo yang mencekam.

“Malah ada yang mengaku diganggu makhluk halus di dalam (Petobo),” terang Chalik.

Kini, aksi tersebut sudah jarang. Bahkan hampir tidak ada warga luar yang berani masuk Petobo di malam hari.

“Termasuk para penjarah itu. Sepertinya mereka juga ketakutan,” kata dia.

Malam yang Mencekam

Di malam hari, Petobo gelap gulita dan sangat sunyi. Sesekali, terdengar gonggongan anjing memecah keheningan.

Pada jalan masuk, satu unit mobil dalam keadaan ringsek teronggok. Menurut penuturan warga, kerap terlihat wanita berjubah putih dan rambut panjang dari mobil tersebut.

Chalik membenarkan omongan warga. “Tapi saya belum pernah melihat, warga lain yang bilang,” kata dia.

Tidak ada satupun titik penerangan ditemukan di Petobo. Penerangan hanya mengandalkan senter maupun lampu kendaraan.

Kondisi jalanan di Petobo sudah tak berbentuk. Sementara di kanan-kiri, rumah-rumah hancur. Tidak ada suara apapun, sekalipun serangga malam.

Secara keseluruhan, yang tampak pada Petobo hanyalah tanah lumpur bercampur reruntuhan. Diperkirakan, banyak jasad terkubur di dalamnya.

Sumber: Dream