Bencana banjir bandang yang melanda Desa Wombo Kalonggo, Kecamatan Tanantovea, Kabupaten Donggala, pada Selasa (27/5) langsung mendapat respons cepat dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah.

Kepala BPBD Sulteng, Dr. Akris Fattayunus, melaporkan secara intens perkembangan situasi kepada Gubernur Sulteng, Dr. Anwar Hafid, M.Si. Tak lama berselang, Gubernur memberikan instruksi tegas untuk melakukan penanganan darurat serta memperkuat koordinasi lintas instansi.

“Syukur Alhamdulillah, berkat arahan dan instruksi Bapak Gubernur, kami langsung mendapat dukungan alat berat dari BWSS III Palu dan bantuan jembatan darurat dari BPJN Sulteng,” ungkap Akris, yang juga mantan Kadis PU Donggala.

Koordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Sulawesi III membuahkan hasil berupa bantuan excavator guna membantu proses normalisasi sungai pasca banjir. Sementara dari Balai Pelaksana Jalan Nasional XIV Sulteng, dukungan resmi diberikan melalui surat dari Kepala BPJN Sulteng, Dadi Murdadi, untuk pembangunan jembatan darurat rangka baja (Bailey Bridge) di lokasi terdampak.

Langkah-langkah darurat pun telah dilakukan sejak awal. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Sulteng diterjunkan pada hari kejadian dan segera melakukan evakuasi serta pencarian dua warga yang sempat dilaporkan hilang.

Pada Rabu (28/5), dua korban perempuan berusia 70 dan 55 tahun ditemukan dalam kondisi meninggal dunia oleh tim gabungan Basarnas, BPBD, aparat TNI-Polri, dan masyarakat.

Hingga hari ini, proses penanganan darurat terus berlangsung. BPBD menyebut alat berat telah bekerja di lapangan sejak Senin untuk normalisasi sungai, sementara proses pengangkutan jembatan darurat juga tengah dilakukan.

“Kami tetap memantau perkembangan secara berkala, memastikan semua penanganan berjalan sesuai dengan kebutuhan lapangan,” tegas Akris.***