Kronologi Dua Anak Akhiri Hidup Ayah Kandung di Lembontonara, Morowali Utara,
Tragedi berdarah mengguncang Desa Lembontonara, Morowali Utara pada Selasa, 1 April 2025. Sekitar pukul 08.30 WITA, darah tertumpah di tanah desa. Seorang ayah berinisial AL (48) roboh di hadapan dua anak kandungnya sendiri, MK (20) dan SL (19) yang menebasnya dengan parang.
Bukan oleh orang asing, bukan oleh musuh dari luar, tapi oleh dua anak kandungnya sendiri.
Tak butuh waktu lama. Dalam 30 menit sejak kejadian, personel Polsek Mori Atas berhasil menangkap keduanya di Desa Tomata, tempat mereka berasal. Penangkapan cepat itu menyisakan satu pertanyaan besar. Apa yang bisa membuat dua anak kandung menggorok leher ayah mereka sendiri?
Jawaban itu datang dari Kapolres Morowali Utara, AKBP Reza Khomeini, S.I.K.
“Motifnya diketahui bahwa kedua pelaku dendam sejak lama karena ayah (korban) sering mabok dan memukul ibu kandung dan adik perempuan kedua pelaku,” katanya lugas.
Cerita kekerasan dalam rumah tangga yang tak pernah benar-benar reda. Bertahun-tahun luka itu ditanggung dalam diam, hingga akhirnya, seperti bara dalam sekam, menyala dalam satu keputusan yang menghancurkan segalanya.
Kronologinya dingin dan terencana. Mereka meminjam dua parang dari seorang pemilik warung dengan alasan akan memotong ular di kebun. Namun parang itu dibawa ke Lembontonara, bukan untuk ular, tapi untuk ayah mereka.
Begitu melihat motor sang ayah terparkir, MK maju lebih dulu. Ayahnya sempat menangkis, tapi kemudian tebasan dari SL dari arah belakang mengenai kepala. AL terjatuh. MK mengayunkan parang dua kali lagi, kali ini mengenai wajah dan leher. Dan di sanalah segalanya berakhir.
Tak ada lagi amarah. Tak ada lagi teriakan. Hanya tubuh terkapar dan dua anak yang memilih pergi, hingga akhirnya ditangkap dalam waktu singkat.
Mereka kini ditahan, menghadapi proses hukum. Namun yang belum selesai adalah cerita luka yang lebih dalam. Kekerasan dalam keluarga yang diwariskan dalam bisu, hingga akhirnya meledak dalam tragedi yang menyayat hati siapa pun yang mendengarnya.***
