163 WNI Terdampak Kebakaran di Los Angeles
Langit yang biasanya biru cerah kini tertutup asap tebal, aroma hangus menyeruak di udara, dan kobaran api melahap apa saja yang ada di depannya. Di tengah bencana kebakaran hutan yang melanda Los Angeles, ada 163 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi bagian dari kisah memilukan ini. Mereka adalah pelajar, diaspora, hingga keluarga yang kini harus berjuang di negeri orang.
Kebakaran yang telah melalap lebih dari 40.000 hektare sejak 7 Januari 2025 itu tidak hanya merenggut ribuan rumah, tetapi juga memaksa ratusan ribu penduduk untuk mengungsi. Termasuk para WNI ini, yang kini berada di persimpangan antara menyelamatkan diri atau bertahan di tengah ketidakpastian.
Saat Bencana Datang, Harapan Itu Ada
Afina Burhanuddin, Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI Los Angeles, menjadi salah satu garda terdepan yang memastikan keamanan para WNI di tengah bencana ini. Ia menyampaikan bahwa pihak konsulat telah bergerak cepat membantu mereka yang terdampak.
“Kami sangat menganjurkan agar WNI yang berada di area terdampak segera pergi ke shelter resmi yang telah disediakan pemerintah setempat. Di sana, mereka akan mendapatkan fasilitas lebih baik, terdata dengan baik, serta bisa memperoleh informasi dan bantuan yang diperlukan,” ujar Afina, Rabu (15/1/2025) mengutip TribrataNews.
Data dari KJRI menunjukkan bahwa sebagian besar dari 163 WNI yang terdampak sudah menuju ke pusat pengungsian yang dikelola pemerintah bersama Palang Merah Amerika Serikat. Sebagian lainnya memilih untuk berlindung di rumah kerabat atau menyewa tempat tinggal sementara. Namun, apa pun pilihan mereka, Afina menegaskan bahwa KJRI siap memberikan bantuan logistik tambahan jika diperlukan.
Hilangnya Rumah, Tapi Tidak Harapan
Di antara 12.000 bangunan yang hancur akibat kebakaran, ada beberapa di antaranya yang merupakan rumah para WNI. Kehilangan tempat tinggal tentu menjadi pukulan berat, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki asuransi. Namun, KJRI Los Angeles sudah menyiapkan jalan keluar. Afina menyebut, para WNI yang mengalami kerugian materi telah diarahkan untuk mengajukan bantuan dari Badan Manajemen Darurat Federal Amerika Serikat (FEMA). Bantuan ini diharapkan bisa sedikit meringankan beban mereka.
“Kami juga terus mengingatkan para WNI untuk selalu mematuhi arahan dari otoritas setempat, terutama menghindari area yang masih dinyatakan sebagai zona darurat,” tambah Afina.
Tragedi yang Menguji Kita Semua
Bencana kebakaran di Los Angeles ini bukanlah kebakaran biasa. Hingga 14 Januari 2025, api telah merenggut 25 nyawa. Tidak hanya itu, kerugian materi dan emosional yang ditimbulkan menjadikannya salah satu bencana terburuk yang pernah melanda kawasan ini. Namun, di tengah kepedihan, ada semangat solidaritas yang menyala-nyala, baik dari pihak pemerintah maupun sesama komunitas.
Di balik setiap bencana, selalu ada kisah manusia yang menggugah hati. Dan kisah 163 WNI di Los Angeles ini adalah pengingat bahwa meski jauh dari tanah air, bantuan dan dukungan tidak pernah berhenti mengalir.
Kebersamaan di Tengah Ujian
Dari tenda-tenda pengungsian hingga obrolan di shelter, para WNI saling menguatkan satu sama lain. Beberapa dari mereka berbagi cerita tentang bagaimana mereka menyelamatkan barang-barang penting dalam hitungan detik, atau bagaimana kabar dari keluarga di Indonesia menjadi semangat untuk terus bertahan.
Bencana memang datang tanpa permisi, tetapi kebersamaan dan solidaritas adalah senjata terkuat untuk melawan semua itu. Los Angeles kini tidak hanya menjadi saksi dari amukan alam, tetapi juga kekuatan manusia dalam bertahan.