Palu – Sejak Bencana gempa bumi berkekuatan 7,4 skala Richter dan tsunami yang melanda Palu, Sulawesi Tengah, dan sekitarnya dua tahun yang lalu. Tepat tanggal 28 september 2018 dilanda dengan bencana likuifaksi, gempa bumi, dan tsunami.

Kelurahan balaroa Kecamatan Palu Barat merupakan salah satu lokasi yang terkena dampak likuifaksi dari bencana alam. Semenjak bencana tersebut jln Kamboja ll, kelurahan balaroa menjadi tempat pembuangan sampah yang sampai hari ini belum mendapat solusi dari pemerintah setempat.

Salah satu warga balaroa, Abbas mengungkapkan bahwa pembuangan sampah tidak pada tempatnya masih terus menerus dilakukan dan kini belum ada solusi dari pemerintah. hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat kota palu, Jum’at, (12/03/2020).

“Tentunya sangat menganggu terutama penciuman karena bau yang menyengat dan sangat beresiko menimbulkan bibit penyakit bagi warga sekitar”, ujarnya.

Menurut pengakuan Abbas, Sampai saat ini Pemerintah kurang memperhatikan adanya sampah. Apalagi semenjak pembuangan sampah bag sudah tidak beroperasi lagi. Sehingga, diarahkan ke SMA 4 karena di lokasi tersebut terdapat 2 bak pembuangan sampah tepatnya dibundaran Palola, ujar abbas.

” Olehnya, Abbas berharap agar pihak pemerintah untuk melihat langsung kondisi yang ada di jalan kamboja II kelurahan balaroa untuk sebagai acuan pemerintah lebih memperhatikan lagi dampak lingkungan. sehingga, aktivitas dan kesehatan warga setempat terjaga dengan baik”, Pungkasnya. (IN)