PMII Sulteng Adakan Dialog Kebangsaan
Warning: Undefined variable $args in /home/infopena/public_html/wp-content/themes/liputanwp/inc/shortcode-bacajuga.php on line 56
PALU – (30/01/2019) PMII Sulteng adakan dialog Kebangsaan dengan mengusung tema “Bahaya Kelompok Intoleran dan Paham Radikal Bagi Ideologi Pancasila” bertempat di warkop Ansor Jalan Lasoso Kota Palu. Dalam kegiatan dialog kebangsaan kali ini, PMII Sulteng menghadirkan dua narasumber yaitu, Ajun Kombespol, H. Sirajuddin Ramli, SH.,MH selaku Wakil Direktur Binmas Polda Sulteng dan Dr. H. Fahrudin D Yambas, S.Sos.,M.Si.
Dalam kegiatan yang dihadiri hampir kurang lebih 103 orang yang sebagian besar adalah kader PMII ini, juga tampak hadir Ketua Satu Bidang Kaderisasi PB PMII sahabat Muhiddin Nur dan Ketua ESDM PB PMII sahabat Wahyu Hidayat yang juga ikut menyaksikan jalannya dialog kebangsaan.
Dalam dialog ini permasalahan munculnya kelompok-kelompok intelorean yang mengancam ideologi bangsa menjadi pokok pembahasan utama, dalam dialog kali ini naramsumber pertama Ajun Kombespol H.Sirajuddin Ramly SH.,MH menyampaikan bahwa “Pembahasan mengenai ideologi pancasila sudah seharusnya selesai dibahas, karena kita adalah negara yang terdiri dari berbagai suku dan agama maka pancasila adalah perekat yang tidak diragukan lagi” tegasnya dalam isi materi yang dibawakannya.
Dalam dialog kali ini narasumber juga menyampaikan keterkaitan peran mahasiswa khususnya PMII untuk mencegah tumbuhnya paham radikal “adanya Fenomena tumbuhnya ideologi radikal yang mengancam pancasila, maka sudah seharusnya antara mahasiswa dalam hal ini PMII melakukan kerja sama dengan aparat kepolisian, sebagai contoh dengan melakukan dialog semacam ini” tambahnya.
Peran mahasiswa dalam menjaga keutuhan ideologi pancasila ini juga turut disampaikan oleh narasumber kedua Dr. H. Fahrudin D Yambas, S.Sos., M.Si “Sebagai kaum intelektual, mahasiswa dan pelajar Harus menjadi menjadi pelopor dalam gerakkan Deradikalisasi untuk melawan segala bentuk radikalisasi agama dengan melakukan penguatan ideologi pancasila” tegasnya.
Dalam dialog kebangsaan ini jelas menegaskan bagaimana peran kepolisian dalam memberantas kelompok-kelompok Intoleran yang mengancam keutuhan ideologi Pancasila. sudah banyak upaya yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian. namun kedua narasumber menegaskan bahwa upaya-upaya itu akan lebih efektif ketika masyarakat dan khususnya mahasiswa sebagai kaum intelektual juga ikut berpartisipasi, bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mencegah tumbuhnya paham-paham radikal dan kelompok inteloran khusunya di Sulawesi Tengah. (YP)

 
													 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					