Pamona Tenggara dan Selatan Terdampak Parah Gempa M5,7
Gempa bumi berkekuatan M5,7 mengguncang wilayah Pamona Tenggara dan Pamona Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis malam, 24 Juli 2025. Akibatnya, ratusan rumah rusak dan lebih dari 2.000 warga terpaksa mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Gempa terjadi pada pukul 21.06 WITA dan terasa kuat di sejumlah wilayah Poso. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat episenter gempa berada di darat pada koordinat 2,01° LS dan 120,78° BT, dengan kedalaman 10 kilometer. Guncangan ini mengakibatkan kerusakan cukup parah, khususnya di Kecamatan Pamona Tenggara dan Pamona Selatan.
Di Desa Tokilo, Kecamatan Pamona Tenggara, sebanyak 4 rumah dilaporkan rusak berat dan 21 rumah mengalami kerusakan ringan. Sementara di Desa Tindoli, 10 rumah rusak berat dan 70 lainnya rusak ringan, termasuk 1 unit gereja dan 1 sekolah taman kanak-kanak. Data dari Desa Tolambo masih dalam proses pendataan. Di Kecamatan Pamona Selatan, Desa Pendolo melaporkan 1 rumah mengalami kerusakan ringan.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Sulawesi Tengah, Dr. Ir. H. Akris Fattah Yunus, MM, melaporkan data terbaru, bahwa hingga pukul 10.00 WITA, Kamis (25/7), tercatat sebanyak 96 kali gempa susulan yang memperkuat kekhawatiran warga.
“Kami terus melakukan pemantauan dan koordinasi bersama aparat setempat untuk menangani dampak gempa ini,” ujarnya.
Data Pengungsi dan Korban
Jumlah pengungsi terus bertambah. Di Desa Tokilo, terdapat 596 jiwa dari 184 KK yang mengungsi, termasuk 22 balita, 7 bayi, 85 lansia, 3 ibu hamil, dan 4 penyandang disabilitas. Sementara itu, Desa Tindoli mencatat 887 jiwa dari 266 KK yang mengungsi, dan Desa Tolambo sebanyak 528 jiwa dari 159 KK, dengan 33 balita, 82 lansia, 4 ibu hamil, dan 5 penyandang disabilitas.
Untuk korban luka, masing-masing 2 orang luka ringan tercatat di Desa Tindoli dan Desa Tolambo.
Langkah Tanggap Darurat
BPBD Kabupaten Poso bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) dan Pusdalops BPBD Provinsi Sulteng telah melakukan sejumlah langkah cepat, termasuk:
- Melakukan assessment terhadap kerusakan dan kebutuhan warga.
- Berkoordinasi dengan aparat desa dan kecamatan
- Melakukan evakuasi warga terdampak
- Mendirikan tenda-tenda pengungsian di titik-titik aman
Pihak BPBD juga melaporkan, bahwa kebutuhan mendesak di lapangan saat ini meliputi tenda, light tower, genset, alas tidur, selimut, terpal, makanan siap saji, perlengkapan bayi, dan obat-obatan.
“Kami sangat membutuhkan dukungan logistik segera, mengingat kondisi di lokasi sangat mendesak dan gempa susulan masih terus terjadi,” tambah Akris.
Situasi Terkini
Hingga saat ini, warga masih memilih bertahan di posko pengungsian karena gempa susulan terus terasa. Tim gabungan dari BPBD, aparat desa, dan relawan masih berada di lapangan untuk memastikan keselamatan warga dan distribusi bantuan.
Pemerintah provinsi dan pusat, termasuk BNPB dan Kementerian Sosial, diharapkan segera mengirimkan bantuan darurat untuk meringankan beban masyarakat terdampak.
