Dua kekalahan dari Jepang dalam periode berbeda memperlihatkan pola yang hampir serupa. Dominasi mutlak dari tim Samurai Biru dan ketertinggalan menyeluruh dari Timnas Indonesia, baik dalam aspek ofensif maupun defensif.

Dalam laga terbaru yang dipimpin pelatih baru Patrick Kluivert, Timnas Indonesia tak mampu menciptakan satu pun peluang selama 90 menit pertandingan. Jepang tampil sangat dominan dengan penguasaan bola mencapai 71 persen, meninggalkan Indonesia yang hanya mampu menguasai 29 persen.

Dari segi serangan, Jepang melepaskan 21 tembakan dengan 11 di antaranya mengarah ke gawang. Indonesia nihil tembakan tepat sasaran, bahkan gagal mencatat satu peluang pun.

Catatan itu nyaris tak jauh berbeda saat Indonesia masih ditangani Shin Tae-yong dalam pertemuan sebelumnya pada 15 November 2024. Saat itu, Jepang menang telak 4-0 dengan statistik penguasaan bola 66,3 persen, jauh di atas Indonesia yang hanya mencatat 33,7 persen.

Bedanya, dalam laga tersebut Indonesia sempat menciptakan delapan tembakan, tiga di antaranya tepat sasaran, meski tak ada yang menghasilkan gol.

Dari sisi permainan terbuka, Jepang tetap lebih rapi dan efisien. Tim asuhan Jepang mencatat 635 umpan dengan tingkat akurasi 87,9 persen, sedangkan Indonesia hanya mampu mengalirkan 317 umpan dengan akurasi 76 persen. Ketimpangan ini menunjukkan betapa jauh jarak kualitas permainan antar lini kedua tim.

Dalam hal umpan silang, Jepang juga unggul dengan 16 kali distribusi bola ke area pertahanan Indonesia, dibandingkan 11 dari Skuad Garuda. Pertahanan Indonesia memang sedikit lebih sibuk, dengan 23 sapuan dan 12 tekel, berbanding 11 sapuan dan 14 tekel dari Jepang. Tapi dominasi lawan tak bisa dibendung hanya dengan bertahan lebih keras.

Dua pertandingan itu menjadi tolok ukur awal bagi Patrick Kluivert. Jika pelatih asal Belanda ini ingin membawa perubahan nyata, tantangannya bukan hanya memperbaiki pertahanan, tetapi juga membangun skema serangan yang efektif. Minimnya peluang dan buruknya penguasaan bola menjadi dua PR utama yang harus segera ditangani.

Kluivert datang dengan harapan besar, tetapi statistik menunjukkan pekerjaan rumahnya sangat besar. (Rfi)