PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) mengumumkan kinerja keuangan tahun 2024 dengan laba inti sebesar $1,044 miliar. Meski volume penjualan batu bara meningkat, pendapatan perusahaan turun 10% akibat melemahnya harga batu bara global.

Presiden Direktur dan CEO AADI, Julius Aslan, menyatakan, bahwa pencapaian operasional perusahaan tetap solid meski menghadapi tantangan harga batu bara.

“Kami tetap menunjukkan resiliensi dalam menghadapi siklus komoditas ini,” ujarnya melalui rilis di keterbukaan informasi.

Pada tahun 2024, AADI mencatat penjualan 68,06 juta ton batu bara, melampaui target yang ditetapkan 61-62 juta ton. Namun, harga jual rata-rata turun 17%, menyebabkan pendapatan turun menjadi $5,32 miliar dari $5,92 miliar pada tahun sebelumnya.

Kinerja Keuangan 2024

  • Pendapatan: $5,32 miliar (-10% dari 2023).
  • EBITDA Operasional: $1,315 miliar (-19%).
  • Laba Inti: $1,044 miliar (-21%).
  • Total Aset: $5,993 miliar (-15%).
  • Total Liabilitas: $2,629 miliar (+16%).
  • Total Ekuitas: $3,363 miliar (-30%).

Belanja modal meningkat 36% menjadi $370 juta, digunakan untuk investasi di PT Kaltara Power Indonesia dan sarana logistik. Tahun 2025, AADI menargetkan penjualan batu bara 65-67 juta ton dengan belanja modal $250-$300 juta.

Operasional dan Investasi

  • Volume produksi meningkat 8% menjadi 65,82 juta ton.
  • Pengupasan lapisan penutup naik 7% menjadi 286,01 juta bcm.
  • Investasi pada tongkang dan rantai pasokan mendukung efisiensi operasional.

Meskipun terjadi penurunan harga batu bara, AADI tetap mempertahankan margin EBITDA operasional 25% dan terus melakukan investasi strategis untuk menjaga daya saing di industri. (Rfi)