Minggu malam, 29 Desember 2024, atmosfer dingin musim dingin di Leicester terasa menggigit. Namun, hawa dingin tak menyurutkan ribuan suporter yang memadati King Power Stadium. Di bawah gemerlap lampu stadion, Leicester City menjamu Manchester City dalam lanjutan Liga Inggris yang dinantikan para pencinta sepak bola.

Pertandingan dimulai tepat pukul 22.30 WIB, dan sejak awal, aroma duel kelas berat terasa kuat. Leicester, bermain di kandang sendiri, membawa semangat tinggi untuk membalikkan ekspektasi. Namun, di sisi lain, Manchester City datang dengan kepercayaan diri sebagai tim papan atas yang konsisten menunjukkan permainan terbaik mereka musim ini.

  • Babak Pertama: Dominasi City

Sejak peluit babak pertama dibunyikan, Manchester City langsung mendominasi permainan. Tim asuhan Pep Guardiola itu menunjukkan penguasaan bola yang memukau, dengan operan cepat dan pergerakan pemain yang terorganisir rapi. Kevin De Bruyne, sang maestro lini tengah, menjadi nyawa permainan dengan umpan-umpan visioner yang kerap memecah pertahanan Leicester.

Gol pertama pun tak butuh waktu lama. Pada menit ke-21, Savinho mencatatkan namanya di papan skor. Stadion mendadak sunyi, kecuali sektor pendukung Manchester City yang bersorak gemuruh.

Leicester mencoba merespons dengan permainan cepat dan serangan balik, mengandalkan kecepatan penyerang andalannya. Beberapa peluang sempat tercipta, namun kiper City, Ortega, tampil gemilang dengan refleks luar biasa untuk menggagalkan tembakan-tembakan berbahaya.

  • Babak Kedua: Gol Penutup dari Erling Haaland

Memasuki babak kedua, Leicester berusaha bangkit dengan meningkatkan intensitas permainan. Dukungan para pendukung yang tak henti-hentinya menyanyikan chant kebanggaan tim memberikan semangat tambahan. Namun, solidnya lini pertahanan City yang digawangi Rico Lewis dan Manuel Akanji, membuat serangan-serangan Leicester sulit menembus.

Di sisi lain, Manchester City tetap tenang memainkan ritme mereka. Kesempatan emas datang di menit ke-74, ketika Erling Haaland menerima umpan dari Savinho. Dengan kecepatan dan kekuatan fisiknya, Haaland mwnyundul keras bola yang tak mampu dihalau kiper Leicester. Gol kedua City membuat King Power Stadium seakan terdiam. Para pendukung Leicester hanya bisa menggelengkan kepala, menyadari kualitas permainan yang berbeda kelas.

  • Semangat Leicester yang Tak Padam

Meskipun tertinggal dua gol, Leicester tidak menyerah. Mereka terus mencoba menciptakan peluang hingga menit-menit akhir pertandingan. Gelandang kreatif mereka, James Maddison, beberapa kali mencoba peruntungannya dari luar kotak penalti, namun sayangnya, tak satu pun tembakan mengarah ke gawang.

Sementara itu, Pep Guardiola terlihat puas dari pinggir lapangan. Timnya bermain sesuai rencana, menjaga keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Hingga peluit akhir dibunyikan, skor tetap 2-0 untuk kemenangan Manchester City.

Hasil ini mempertegas posisi Manchester City sebagai salah satu tim terbaik di Liga Inggris musim ini. Dengan kemenangan ini, mereka berhasil mengamankan tiga poin penting dan terus menempel ketat di puncak klasemen. Leicester, meski kalah, menunjukkan semangat juang yang patut diapresiasi, terutama di hadapan pendukung setia mereka.

Bagi para suporter yang hadir di stadion maupun menyaksikan dari layar kaca, pertandingan malam ini menjadi pengingat betapa indahnya permainan sepak bola—penuh drama, determinasi, dan kejutan. Dan malam ini, Manchester City kembali membuktikan bahwa mereka masih terlalu tangguh untuk ditaklukkan.

Susunan Pemain

Leicester City (4-2-3-1)

Jakub Stolarczyk; James Justin (Hamza Choudhury 70), Conor Coady (Caleb Okoli 85), Jannik Vestergaard, Victor Kristiansen; Harry Winks (Patson Daka 85), Boubakary Soumare; Facundo Buonanotte, Bilal El Khannous, Stephy Mavididi (Will Alves 90); Jamie Vardy

Manchester City (4-1-4-1)

Stefan Ortega; Rico Lewis, Manuel Akanji, Nathan Ake (Kyle Walker 70), Josko Gvardiol; Mateo Kovacic; Phil Foden (James McAtee 66), Kevin De Bruyne, Bernardo Silva, Savinho; Erling Haaland