Disarankan agar orang tua melindungi anak-anak mereka dari risiko kekerasan dan pornografi yang ada dalam perangkat lunak atau game, dengan memeriksa rating atau klasifikasi game untuk memastikan kesesuaiannya dengan usia anak.

“Dalam game itu semua sudah diberi rating. Jadi, game yang bisa dikonsumsi anak-anak, kayak film kan di-rating,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi, dalam keterangannya di Jakarta, seperti dikutip pada Sabtu (13/4/2024).

Menurut Budi Arie, Kementerian Kominfo terus memberikan perhatian penuh dalam pelindungan anak.

Misalnya dengan mengatur klasifikasi game melalui Peraturan Menteri Kominfo (PM Kominfo) Nomor 2 Tahun 2024.

“Kita mesti tanyakan ke setiap platform, bahwa dalam setiap permainan itu harus ada rating. Kan kewajiban produsennya sama kayak film. Kalau film ini sudah dilabelin 13 tahun, 17 tahun, semua umur,” ungkapnya.

Selain itu, Kementerian Kominfo juga mengawasi pengembang game agar menyesuaikan muatan permainan berdasarkan kelompok umur.

“Selama dia declare ini permainan untuk orang dewasa, anak-anak tentu tidak boleh memainkan game itu. Jadi, gim bisa dikonsumsi anak-anak, karena ada rating sama seperti di film. Tentu itu kebijaksanaan pemirsa juga atau pemain,” jelas Menkominfo.

Budi Arie mengatakan, dengan mengacu pada peraturan tersebut, maka orang tua wajib melakukan pendampingan untuk game kategori kelompok usia 3 tahun, 7 tahun, serta kategori kelompok usia 13 dan 15 tahun.

“Orang tua diwajibkan untuk membimbing anaknya. Ya, orang tua juga tanggung jawab lah, begitu di-rating 13 tahun ke atas atau 17 tahun ke atas, kan mestinya orang tuanya jaga-jaga,” tegas dia.

Lebih lanjut Menkominfo mengatakan, guna mempermudah pengawasan, orang tua bisa memanfaatkan mode anak (kids mode), yang saat ini telah banyak disediakan produsen gawai dan pengembang gim.

Apabila mode tersebut diaktifkan di sebuah gawai, maka akses ke konten-konten yang disediakan merupakan konten yang ramah anak.

“Tugas kita bersama kan. Begitu pakai kids mode, supaya melindungi anak-anak khususnya dari beragam game yang berbau kekerasan dan pornografi,” tandasnya.