JAKARTA – Emmeril Khan Mumtadz atau Eril, anak Ridwan Kamil yang hilang terseret arus sungai Aare, Swiss pada 26 Mei 2022 lalu dinyatakan meninggal dunia.

Informasi Eril dinyatakan meninggal dunia itu berdasarkan keputusan keluarga besar Ridwan Kamil.

“Kami telah menyimak seluruh proses pencarian, dan dipastikan seluruh ikhtiar dilakukan secara maksimal. Kang Emil (Ridwan Kamil) dan Teh Lia (Atalia Praratya Kamil) ikhlas dan meyakini Eril sudah berpulang ke “rahmatullah” karena tenggelam,” kata Erwin di Gedung Pakuan Kota Bandung, Jumat (3/06/2022) seperti dilansir dari laman Humas Jabar. 

Menurut Erwin, pihak keluarga telah berkonsultasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar terkait dengan kondisi ini, dan pihak MUI memberi nasihat segera dilakukan salat ghaib guna menunaikan hak almarhum Eril sebagai muslim. 

“Kami sekeluarga bertemu dengan MUI, dan sudah melaksanakan salat ghaib untuk Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) bin Mochamad Ridwan Kamil. MUI Jabar pun sudah menerbitkan seruan, dan kami juga selaku keluarga meminta masyarakat untuk dapat melaksanakan salat ghaib untuk keponakan kami, Emmeril,” imbuh Erwin. 

Atas nama keluarga, Erwin menuturkan, apabila ada kesalahan semasa hidupnya dari almarhum yang disengaja, maupun tidak disengaja untuk dimaafkan. 

“Dalam kesempatan ini, kami selaku keluarga memohonkan maaf atas nama almarhum, sekiranya ada kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja, ataupun ada hak dan kewajiban almarhum mohon diinformasikan. Kami dari keluarga mohon maaf apabila ada kesalahan,” tuturnya. 

“Kami mengikhlaskan Eril, terhadap apapun takdir yang menimpanya,” tutup Erwin. 

MUI Jabar juga telah mengimbau masyarakat Muslim menggelar Salat Gaib sebelum atau sesudah Salat Jumat.

Seperti diketahui, Emmeril atau Eril mengalami musibah di Bern, Swiss, pada Rabu, 26 Mei 2022 siang hari waktu setempat.

Keluarga saat itu sedang berada di Swiss untuk mencari sekolah yang tepat bagi Emmeril yang akan melanjutkan ke jenjang S2. 

Sebelumnya, Adik Ridwan Kamil, Elpi Nazmuzaman menceritakan detik-detik terakhir Emmeril atau Eril sebelum memilih berenang di Sungai Aare, Swiss.

Menurutnya, Eril berenang bersama adiknya Zara dan teman mereka yang telah lama tinggal di Swiss.

Kata Elpi, keponakannya itu (Eril) merupakan sosok teladan, peduli, dan memiliki jiwa sosial tinggi. Sebagai anak muda yang sehat, pandai berenang, dan pemegang sertifikat selam.

Elpi mengatakan, sebelum berenang keponakannya memastikan kondisi arus air tidak berbahaya dan menentukan titik mana saja untuk turun ke air dan naik dari air.  

Diputuskan Eril dan rombongan tidak loncat dari jembatan. Kemudian titik turun ke sungai di area yang bertangga. Eril dan rombongan memilih di titik di mana ada lansia dan anak – anak yang berenang dengan asumsi titik tersebut tidak berbahaya.

Sebagai orang yang “berpengalaman” di air, kata Elpi, keponakannya memutuskan untuk turun ke sungai paling pertama guna memastikan kelompoknya aman. 

“Beliau turun paling duluan , menjaga kelompoknya,” katanya seperti dilansir dari Situs resmi pemprov Jabar. 

Kemudian, setelah memastikan dua orang anggota kelompoknya selamat sampai di atas (kembali ke darat), kata Elpi, keponakannya tiba-tiba terseret arus dan sempat berteriak meminta tolong. Teriakannya didengar warga sekitar yang lalu melaporkan kejadian itu ke polisi air. 

“Eril berteriak ‘help’, keluarga yang ada di pinggir berupaya menolong. Teriakan ‘help’ terdengar warga di pinggir sungai dan memberi tahu polisi. Di hilir, posisinya polisi sudah tahu (akan ke mana),” tutur Elpi. 

“Namun takdir Allah sudah ditetapkan, Eril terbawa arus sebelum berhasil naik ke daratan,” ungkapnya.