AKSI vs Visi: Konflik atau Dinamika Menuju Ekosistem Musik yang Lebih Adil?
Munculnya Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) yang disusul oleh Vibrasi Suara Indonesia (Visi) telah memicu diskusi luas di masyarakat, khususnya di Media Sosial.
Banyak yang melihatnya sebagai konflik antara pencipta lagu dan penyanyi, tetapi jika ditelaah lebih dalam, ini lebih dari sekadar pertentangan kepentingan. Ini bisa jadi adalah dinamika yang diperlukan untuk menciptakan keseimbangan dalam ekosistem musik Indonesia yang selama ini cenderung berat sebelah.
Dalam industri musik, penyanyi hampir selalu menjadi pusat perhatian. Mereka mendapatkan bayaran tinggi dari berbagai penampilan. Sementara komposer, yang menciptakan lagu-lagu tersebut, sering kali hanya bergantung pada royalti, yang terkadang tidak sebanding dengan nilai ekonomi lagu yang mereka ciptakan.
Maka, munculnya AKSI adalah respons dari ketimpangan ini. AKSI ingin memperjuangkan hak-hak komposer agar mendapatkan apresiasi yang lebih layak, baik dari sisi finansial maupun regulasi. Mereka ingin memastikan bahwa pencipta lagu tidak lagi berada di bayang-bayang penyanyi, tetapi memiliki posisi yang lebih dihargai dalam industri.
Sementara, kemunculan Visi tidak bisa dilepaskan dari gerakan AKSI. Jika AKSI berjuang untuk mendapatkan hak yang lebih adil bagi komposer, maka Visi, yang diprakarsai oleh para penyanyi, bisa dipandang sebagai upaya mempertahankan status quo atau bahkan bagian dari strategi yang lebih besar.
Bisa jadi, kemunculan Visi bukan sekadar reaksi spontan, tetapi bagian dari negosiasi terbuka yang sedang terjadi di industri musik. Jika hanya ada satu kelompok yang menekan perubahan, maka industri bisa bergerak terlalu cepat ke satu arah. Dengan adanya dua kekuatan besar yang berseberangan, diskusi menjadi lebih terbuka dan dapat mengarah pada kompromi yang lebih adil.
Salah satu hal positif dari fenomena ini adalah semakin besarnya perhatian terhadap regulasi industri musik. Dengan adanya AKSI yang memperjuangkan hak komposer dan Visi yang membela kepentingan penyanyi, maka perdebatan ini bisa berujung pada pembaruan sistem royalti dan hak ekonomi dalam musik.
Regulator seperti Lembaga Manajemen Kolektif (LMK) dan pemerintah kini semakin mendapat tekanan untuk menyusun regulasi yang lebih adil. Bisa jadi, dalam beberapa tahun ke depan, kita akan melihat:
- Pembagian royalti yang lebih proporsional.
- Regulasi yang memastikan transparansi dalam distribusi pendapatan musik.
- Standarisasi sistem lisensi musik yang lebih adil bagi semua pihak.
Siapa yang Akan Diuntungkan?
Jika ini benar-benar adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk menata ulang industri musik, maka pemenangnya bukan hanya komposer atau penyanyi, tetapi seluruh ekosistem musik Indonesia.
Jika sistem royalti dan pembagian pendapatan lebih transparan dan adil, maka:
- Komposer bisa lebih dihargai dan memiliki stabilitas ekonomi yang lebih baik.
- Penyanyi tetap bisa menikmati keuntungan dari performa mereka, tetapi dengan sistem yang lebih seimbang.
- Industri musik Indonesia menjadi lebih profesional dan berstandar global.
Perubahan ini tidak akan terjadi dalam semalam, tetapi perdebatan yang terjadi sekarang adalah langkah awal menuju ekosistem musik yang lebih sehat dan berkeadilan.
Alih-alih melihat AKSI vs Visi sebagai konflik yang memecah industri, kita bisa melihatnya sebagai dinamika yang sedang berkembang menuju perubahan besar. Ini bukan hanya soal royalti, tetapi juga soal bagaimana industri musik Indonesia bisa berkembang menjadi lebih adil dan berkelanjutan.
Sebagai masyarakat yang bijak, mari kita berhenti memberikan komentar yang hanya membenturkan kedua belah pihak. Sebaliknya, kita perlu mendukung kedua organisasi ini agar dapat menghasilkan sistem yang lebih adil bagi seluruh pelaku industri musik.
Pada akhirnya, baik AKSI maupun Visi bisa menjadi jembatan menuju industri musik yang lebih sehat, di mana setiap pelaku memiliki hak dan apresiasi yang setimpal atas kontribusi mereka. (Rfi)
Artikel ini adalah Opini pribadi penulis.

 
													 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					