JAKARTA – Seorang warga tewas akibat gempa Tapanuli Utara, Sumatra Utara yang berkekuatan 6,0 pada Sabtu (1/10) pukul 02:28 WIB.

Pusat gempa Tapanuli Utara ini berada pada posisi 2.13 LU – 98.89 BT pada kedalaman 10 kilometer dan tidak berpotensi tsunami.

Laporan visual awal yang diterima Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan beberapa warga mengalami luka di kepala dan menjalani perawatan intensif.

“Kerusakan, luka umum dan korban jiwa lainnya masih dalam pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) bersama instansi terkait lainnya,” ujar Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya dikutip Infopena.com.

Dikatakan, Gempa Tapanuli Utara menurut data rangkuman dari pukul 06.00 WIB diikuti dua gempa susulan di atas M 5.0. Yang pertama adalah gempa M 5.1 pada pukul 02:50 WIB pada kedalaman 10 kilometer dan di lokasi 2.05 Lintang Utara – 98,99 Bujur Timur. Kemudian gempa susulan berikutnya terjadi 47 menit kemudian atau pukul 03:37 WIB.

Gempa berkekuatan M 5.0 pada kedalaman 10 kilometer dan berpusat di garis lintang 2,03N – 98,97E bujur.

Rangkaian gempa Tapanuli Utara sebelumnya dirasakan dengan intensitas sedang hingga kuat selama 3-5 detik di beberapa kabupaten yaitu Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Toba, Tapanuli Tengah, Labuhan Batu Utara dan Kota Medan.

Kabupaten Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan dan Toba melaporkan warga panik dan lari dari rumah.

Tak lama setelah gempa Tapanuli Utara, listrik padam. Sebagai upaya masyarakat mengantisipasi potensi dan bahaya bencana yang dapat ditimbulkan oleh gempa bumi, BNPB mengimbau masyarakat untuk tidak panik namun tetap meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana.

Peringatan dini gempa dapat dilakukan dengan barang-barang yang mudah ditemukan di sekitar rumah, mis. B. Tumpuk kaleng secara bertahap. Ini harus berfungsi sebagai “alarm” jika terjadi gempa bumi.

BNPB juga menghimbau kepada masyarakat untuk memastikan bahwa benda-benda besar seperti lemari, meja, lemari es, dll tidak menghalangi jalan keluar dari rumah.

Selain itu, Pemkot juga harus memastikan tidak ada benda-benda besar seperti lemari, lemari es, meja dan lain-lain yang dapat menghambat proses evakuasi saat keluar rumah saat terjadi gempa.

Khusus untuk masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, perlu diketahui bahwa jika gempa berlangsung lebih dari 30 detik, disarankan untuk segera pindah ke tempat yang lebih tinggi untuk menghindari kemungkinan tsunami.