PASANGKAYU, Infopena.com – Berbilang tahun masyarakat Desa Bambakoro seolah hidup dalam pengasingan. Jalan desa sebagai satu-satunya proros akses ke”dunia luar” rusak berat dan mengisolasi mereka, meski telah diperbaiki dua kali (2012 dan 2016 ), namun jalanan ini tak jua mampu bertahan.
Memang beragam faktor yang menjadi penyebab rusak beratnya ruas jalan desa tersebut, tetapi beberapa diantaranya sungguh diluar kemampuan masyarakat setempat, misalnya faktor alam ( banjir ) yang tiap tahun meluber dari sungai lariang, Kendaraan berat pengangkut sawit, ditambah kontiur tanah yg sepertinya agak labil.
Karena kondisi kerusakan berlarut-larut,maka warga Desa kemudian berinisiatif mengerjakan jalanan tersebut sekuat daya…,dan Jalan penghubung antar desa sepanjang kurang lebih 8 Km itu, dikerja secara swadaya oleh masyarakat setempat bersama pihak PT. Kulaka Jaya Perkasa, salah satu perusahaan galian C di Desa Bambakoro.
Entah cara ini merupakan alternatif atau akumulasi kekecewaan warga, namun yang jelas inilah yang harus ditempuh. Program pemerintah sangatlah tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan, toh pemerintah daerah konon kabarnya “lebih fokus menata perwajahan kota dengan gelontoran puluhan milyar”
Meski berupaya keras menyembunyikan kekecewaan, namun “Jamhur” salah satu Kepala Dusun (Kadus) setempat mengatakan, sejak beberpa bulan terakhir ini warga terus menggalakkan kerja bhakti dengan menghampar kerikil disepanjang jalan desa yang rusak.
Kerikil ini diangkut secara swadaya oleh sejumlah truk pengusaha sawit dan pihak PT Kolaka Jaya Perkasa, salah satu perusahaan tambang galian C di Desa Bambakoro. Ini juga merupakan komitmen yang pernah dibangun dengan masyarakat setempat.
“Secara perlahan, masyarakat melakukan kerja bhakti di sepanjang jalan desa yang rusak. Soalnya, kita menunggu peningkatan jalan dari pemerintah juga tidak pasti, kapan turun?. Sementara jalan ini kian hari semakin rusak,” terangnya, Rabu (21/2/18).
Diketahui, jalan Desa Bambakoro ini merupakan satu satunya akses warga untuk keluar masuk desa, setelah salah satu akses jalan ke desa ini putus akibat banjir Sungai Lariang beberapa tahun silam.
Akses jalan saat ini adalah yang dibangun oleh salah satu perusahaan yang pernah mengolah kayu bundar di wilayah desa itu. Karna pertimbangan karakter Sungai Lariang yang kerab bergeser tiap tahunnya, akhirnya jalan ini sedikit demi sedikit di swadaya.
Sekitar tahun 2012 lalu, Pemerintah Kabupaten Pasangkayu menggelontorkan dana untuk peningkatan jalan ini, namun belum memadai. Apalagi di desa ini dari sejak terbentuknya kabupaten sudah menjadi langganan banjir, sehingga peningkatan jalan tersebut tidak bertahan lama.
Pada tahun 2016 lalu, Pemkab Pasangkayu kembali menggelontorkan dana untuk peningkatan jalan tersebut sekira 2 Km. Itu juga hanya bertahan beberpa waktu saja, lalu kembali rusak. Sebab jalan ini hampir tiap hari dilalui oleh truk pemuat kelapa sawit, terlebih lagi struktur tanahnya terbilang labil.
Melihat kondisi jalan yang sangat parah ini, masyarakat setempat bermufakat dengan menggandeng pihak PT. Kulaka Jaya Perkasa, guna membenahi jalan ini dengan cara melakukan kerja bhakti yang dilakukan setiap hari sabtu. Pelan tapi pasti, kini masyarakat setempat bersyukur karena jalan ini sudah tak separah sebelumnya. Ardi/Powerpeoplenews
Komentar