JAKARTA – Hepatitis Akut telah terdeteksi di 20 negara dengan jumlah kasus 228 orang, yang mana lebih dari 50 kasus tambahan saat ini masih diselidiki. Itu berdasarkan data per Jumat, 15 Mei 2022.
Sedangkan di Indonesia sendiri, saat ini sudah terdeteksi ada 18 kasus Hepatitis Akut.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Mohammad Syahril, mengatakan, Kemenkes telah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi meluasnya penyakit Hepatitis Akut di Indonesia.
“Sejak ditemukan penyakit Hepatitis Akut di Inggris Raya, Kemenkes bergegas melakukan koordinasi dengan lembaga-lembaga kesehatan dari negara-negara lain seperti Centers of Disease Control (CDC) dan Pemerintah Inggris untuk mendapatkan pembelajaran terkait dengan kondisi yang sedang terjadi,” kata Syahril seperti melansir Infopublik.id.
Selain itu, Kemenkes juga aktif menghimpun informasi global maupun regional melalui informasi resmi yang dikeluarkan oleh WHO, CDC, dan Pemerintah Inggris. Kedua, meningkatkan kewaspadaan dan kepedulian publik dengan melakukan sosialisasi dan edukasi terkait kejadian ini sejak akhir April 2022.
Kemudian Kemenkes berkoordinasi dengan seluruh Dinas Kesehatan di Indonesia untuk mensosialisasikan langkah-langkah penanggulangan penyakit ini serta menerbitkan Surat Edaran tentang Kewaspadaan terhadap temuan Hepatitis Akut yang belum diketahui penyebabnya.
Ketiga, memperkuat deteksi dengan melakukan penyelidikan epidemiologi, melakukan analisis pathogen menggunakan teknologi Whole Genome Sequencing (WGS) dan pengembangan pelaporan kasus menggunakan sistem NAR.
Keempat, menyusun pedoman tata laksana terkait kasus Hepatitis Akut. Kemenkes juga telah menunjuk Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso sebagai salah satu RS rujukan untuk kasus Hepatitis Akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini.
Penunjukan ini karena RSPI Sulianti Saroso dinilai memiliki tenaga kesehatan yang akseptabel dan fasilitas kesehatan yang memadai seperti ruangan bertekanan negatif dan laboratorium pemeriksa.
Di samping upaya-upaya mitigasi yang dilakukan Kemenkes, Syahril mengatakan masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan serangkaian pencegahan agar terhindar dari penyakit misterius tersebut.
Ia menyarankan masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan seperti mencuci tangan pakai sabun, memasak makanan dan minuman hingga matang, menggunakan alat makan yang bersih, menghindari kontak dengan orang sakit, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Pihaknya juga menyarankan agar masyarakat tetap waspada terhadap gejala Hepatitis Akut dan mengingatkan agar masyaraat lebih peduli terhadap kejadian ini karena kejadiannya cepat sekali. Maka jangan sampai menunda sampai ada gejala-gejala yang berat.
“Kita jangan menunggu sampai mata atau kulit kuning, sampai tidak sadar dan kejang-kejang. Tapi mulai dari gejala-gejala awal seperi mual, muntah diare harus segera ditangani agar tidak berlanjut ke gejala yang lebih berat,” kata Syahril.
Komentar