Tingkatkan Pelayanan Haji, KJRI Jeddah Usulkan Tiga Opsi

JAKARTA — Konsulat Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, melakukan pembicaraan sejumlah agenda dengan Kepala Imigrasi/jawazat Provinsi Madinah Al-Munawwarah, Dr. Khalid Muhammad Al Huwayshi.

Pertemuan yang berlangsung di kantor wilayah imigrasi/jawazat Madinah itu bertujuan menjajaki kerja sama untuk meningkatkan pelayanan keimigrasian bagi para jamaah haji Indonesia (JHI).

KJRI Jeddah dalam pertemuan tersebut mengusulkan tiga opsi untuk meningkatkan pelayanan keimigrasian kepada jamaah haji Indonesia, yaitu pengambilan biometrik jamaah dengan mobile unit oleh pejabat/petugas Imigrasi Arab Saudi di Indonesia sebelum keberangkatan, atau melakukan integrasi biometrik data antar kesisteman Imigrasi Saudi Arabia dan Indonesia.

Opsi ketiga melakukan sosialisasi oleh pejabat Imigrasi Arab Saudi bagi jamaah di Indonesia (embarkasi Haji) mengenai teknik penerapan sidik jari yang mudah saat pemeriksaan keimigrasian baik kedatangan maupun kepulangan dari Saudi Arabia.

“Dengan mengintegrasikan kesisteman data biometrik jamaah dengan sistem yang ada di imigrasi Saudi, kami dapat manfaatkannya sekaligus untuk verifikasi dini jejak rekam jamaah yang sebelumnya pernah tinggal di Arab Saudi, dan memudahkan proses pemeriksaan keimigrasian jamaah baik saat kedatangan maupun pemulangan pada musim haji,” kata Hery dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Ahad (4/3).

Selain itu, untuk meningkatkan pelayanan kepada jamaah dari segala usia, KJRI Jeddah menyampaikan masukan kepada pihak imigrasi Madinah agar disediakan konter pelayanan khusus bagi jemaah haji usia lanjut saat pemeriksaan keimigrasian.

“Kami juga menyampaikan permintaan kepada pejabat imigrasi Madinah update berkesinambungan peraturan keimigrasian terbaru yang dapat disosialisasikan kepada WNI yang tinggal di wilayah kerja KJRI Jeddah,” ujar Hery.

Merespons usulan tersebut, Mayor Jenderal Khalid Muhammad Al Huwayshi secara prinsip menyambut baik kemungkinan mengintegrasikan kesisteman biometrik jamaah yang telah terdata di sistem Indonesia, dan akan menyampaikan secara resmi kepada Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Arab Saudi. “Kami segera melakukan rapat dengan instansi terkait di Bandara Internasional Madinah,” kata dia.

Al Huwayshi mengatakan, berbeda dengan penerapan sebelumnya tahun 2017 yang diujicobakan bagi negara Malaysia yang hanya berjumlah tiga kloter. Lancar dan cepat saat pemeriksaan keimigrasiannya di sini (Arab Saudi). Sumber : Republika

Komentar