PALU – Sepanjang 2019, telah terjadi tiga kali kontak tembak antara polisi dengan kelompok sipil bersenjata di wilayah Sulawesi Tengah dan menewaskan lima orang.
Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Polisi Syafril Nursal memaparkan tiga kontak tembak terjadi sekali di Poso dan dua kali di Parigi Moutong. Kontak tembak di Poso mengakibatkan satu DPO tewas atas nama Basir alias Romzi dan satu DPO tertangkap hidup atas nama Aditya alias Idad alias Kuasa.
Kontak tembak kedua, kata Kapolda terjadi di Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong yang mengakibatkan tiga DPO kelompok MIT Poso tewas yakni Alhaji Kaliki alias Ibrahim, Alkindi Mutaqien alias Muaz, dan Andi Muhamad alias Andi Abdullah Alias Fadel.
“Ketiga di Kecamatan Sausu Kabupaten Parimo, satu personel Brimob Polda Sulteng gugur atas nama Bharaka Anumerta Muhamad Saiful Muhdori,” ungkap Syafril Nursal pada konferensi pers akhir tahun di Mapolda Sulteng, Selasa 31 Desember 2019.
Kapolda mengatakan, terkait kasus terorisme juga telah terjadi pembunuhan sebanyak dua kasus. “Satu kasus di Kecamatan Torue Kabupaten Parimo dengan dua korban meninggal dunia. Dan satu kasus di Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi dengan korban satu orang meninggal dunia,” ujarnya.
Kapolda juga mengungkapkan, Satgas Operasi Tinombala selama tahun 2019 telah menyita bahan peledak (handak) rakitan enam buah, senjata api rakitan 13 pucuk (delapan laras panjang dan lima laras pendek, serta satu pucuk senjata organik jenis M16). Selain itu, polisi juga mengamankan amunisi 453 butir, selongsong dua, magazen enam. “Pelaku sebagai jaringan tertangkap sembilan orang,” jelasnya.
Sampai saat ini, ada sepuluh nama yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso. [***]
Komentar