Suplai Batu Bara Terpenuhi, PLN Jamin Pasokan Listrik

JAKARTA – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero memastikan pasokan listrik di seluruh sistem kelistrikan dalam kondisi cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, selama suplai batu bara untuk pembangkit terpenuhi.

Hal tersebut disampaikan Executive Vice President Komunikasi Korporat PLN Agung Murdifi melalui keterangan tertulisnya, Selasa, 11 Januari 2022.

“Kami memastikan pasokan daya listrik cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik siang maupun malam hari, meskipun di beberapa daerah mengalami peningkatan konsumsi listrik seiring dengan pulihnya perekonomian nasional,” kata Agung Murdifi.

Agung mengungkapkan regional Jawa, Madura, dan Bali (Jamali) telah terjadi kenaikan beban puncak sebesar 300 megawatt dari sebelumnya 26,9 gigawatt menjadi 27,2 gigawatt.

Adapun daya mampu pasok mencapai 28,2 gigawatt, sehingga masih terdapat cadangan sekitar 1 gigawatt.

Saat ini, PLN masih memiliki pembangkit darurat sebesar 2,8 gigawatt yang siap dinyalakan bila diperlukan secara tiba-tiba.

“Begitu pula dengan sistem kelistrikan di luar Jamali saat ini masih dalam kondisi aman dengan cadangan yang cukup,” terang dia.

Menurut Agung, intervensi pemerintah melalui kebijakan larangan ekspor batu bara telah memberikan dampak positif terhadap pasokan batu bara ke pembangkit PLN.

Hingga kini, PLN telah mendapatkan komitmen pasokan dari tambang untuk menjaga keamanan produksi listrik.

Agung menuturkan, total kebutuhan batu bara untuk mencapai hari operasi ideal minimal 20 hari berkisar antara 16 sampai 20 juta metrik ton, sesuai tingkat kesuksesan pengiriman batu bara yang dipenuhi dari kontrak reguler maupun penugasan khusus dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Kebutuhan ini secara bertahap akan dipenuhi sampai dengan 31 Januari 2022.

Selain itu, kebutuhan armada angkut untuk memenuhi masa operasi minimal 20 hari sampai dengan akhir Januari 2022 ini sebanyak 130 vessel shipment dan 711 tongkang shipment mulai terpenuhi secara bertahap dan akan segera merapat ke Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) sesuai waktu dan lokasi yang telah ditentukan.

Ketersediaan kapal ini juga bisa terealisasi berkat dukungan Ditjen Perhubungan Laut dan Indonesian National Shipowners Association (INSA).

“Kami berkoordinasi dan komunikasi secara intens dengan Dirjen Perhubungan Laut dan INSA untuk memastikan kapal tersedia dan datang tepat waktu,” ucap Agung.

Saat ini, kondisi ketersediaan batu bara terus meningkat dan sudah mengalami perbaikan dibandingkan kondisi pada 31 Desember 2021.

Perseroan terus meningkatkan kecepatan dan efektivitas bongkar muat kapal pengangkut batu bara.

Komentar