Selain Kanker Serviks, Ini 5 Bahaya yang Ditimbulkan Virus HPV

HUMAN Papillomavirus (HPV) adalah infeksi virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Ada lebih dari 100 virus HPV, 40 di antaranya ditularkan melalui kontak seksual dan dapat memengaruhi alat kelamin, mulut, hingga tenggorokan. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), HPV adalah infeksi menular seksual paling umum yang memengaruhi pria dan wanita.

HPV bisa ditularkan melalui hubungan seksual baik anal, oral, maupun melalui vagina dengan orang yang terinfeksi. Namun, virus ini juga bisa menyebar melalui kontak dari kulit ke kulit. Biasanya, orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala apapun, sehingga penularan akan sangat mudah terjadi. Maka dari itu, diperlukan pencegahan dan pemeriksaan dini untuk mengetahui apakah virus HPV ada dalam tubuh Anda atau tidak, terutama bagi Anda yang aktif secara seksual.

Infeksi yang Disebabkan HPV Selain Kanker Serviks

Infeksi virus HPV dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan. Infeksi yang umumnya terjadi adalah kanker serviks. Namun ternyata HPV dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan lainnya yang juga perlu perhatian khusus. Di antara penyakit yang ditimbulkan HPV adalah:

1. Kutil Kelamin

Kutil kelamin merupakan salah satu infeksi HPV yang berupa benjolan, bisa jadi besar tapi bisa juga berukuran kecil sehingga sulit dilihat dengan mata telanjang. Kutil kelamin bisa muncul satuan atau bahkan berkelompok. Jika digambarkan, kutil yang berkelompok terlihat seperti kembang kol kecil atau mungkin hanya terlihat datar dan putih.

Pada wanita, kutil kelamin muncul di sekitar anus atau pada vulva, vagina, atau leher rahim. Sedangkan pada pria, kutil kelamin bisa terjadi di bagian luar penis, pada skrotum, atau di sekitar anus.

Biasanya kutil kelamin disertai dengan rasa gatal, iritasi, dan mungkin berdarah jika digaruk. Saat gejala berkembang, umumnya infeksi sudah terjadi 2 sampai 3 bulan lalu. Tetapi, tak jarang gejala pertama muncul setelah bertahun-tahun infeksi. Baik pria maupun wanita umumnya tidak menyadari keberadaan penyakit ini hingga mereka memeriksakan keluhannya ke dokter.

2. Kanker Anus

Hampir 80% kanker anus ditemukan pada orang berusia di atas 60 tahun. Sebelum usia 35 tahun, kanker anus lebih sering terjadi pada pria.  Sering berhubungan seksual secara anal berpotensi  memicu perkembangan kanker anus, karena akan meningkatkan risiko penularan infeksi HPV ke anus.

Pasien dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah cenderung terkena kanker ini. Gejala kanker anus yang paling umum ialah adanya pendarahan. Selain itu rasa gatal pada anus juga bisa menandai penyakit ini. Tanda lainnya adalah nyeri atau adanya tekanan di daerah anus, benjolan di dekat anus, perubahan pada pola buang air besar, serta adanya cairan yang tidak biasanya keluar melalui anus.

3. Kanker Penis

Kanker penis dimulai pada sel kulit penis dan meluas hingga bagian dalamnya. Kanker ini termasuk jarang ditemukan. Meskipun langka, kanker ini bisa diobati jika ditemukan pada stadium awal. Para pakar memperkirakan bahwa orang yang tidak disunat lebih mungkin berisiko kanker ini.

Pertumbuhan sel kanker bisa saja terjadi jika ada cairan yang terjebak di bagian ujung penis dan tidak dibersihkan. Selain itu, beberapa penelitian menyebutkan bahwa kanker penis terjadi karena adanya infeksi virus HPV tertentu.

Jenis kanker ini lebih sering terjadi pada pria di atas usia 60 tahun, perokok, dan pada mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah. Berikut ini gejala yang biasanya terjadi pada kanker penis:

  • Perubahan ketebalan atau warna pada kulitpenis. Biasanya muncul di bagian ujung kulit penis pria yang tidak disunat.
  • Adanya ruam atau benjolan kecil yang berkerak di kulit ujung kulit penis.
  • Penis terasa sakit
  • Pembengkakan di ujung penis
  • Adanya benjolan di bawah kulit di daerah pangkal paha
  • Penis terlihat kebiru-biruan
  • Ada bau tidak sedap yang berasal dari ujung kulit penis yang tidak disunat

Namun, tidak semua pria dengan tanda di atas mengalami kanker penis. Hal ini bisa juga terjadi karena reaksi alergi. Meski begitu, penting untuk memeriksakan kesehatan penis Anda jika muncul gejala yang tidak biasa.

4. Kanker Vagina

Kanker vagina termasuk kasus yang langka, sama seperti kanker penis. Kanker vagina paling sering terjadi pada sel yang melapisi permukaan vagina Anda, yang sering disebut sebagai jalan lahir. Pada stadium awal, kanker ini tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, seiring berjalannya waktu dapat menimbulkan tanda dan gejala seperti:

  • Pendarahan pada vagina yang tidak biasa, misalnya setelah melakukan hubungan intim atau setelah menopause
  • Keputihan
  • Adanya benjolan di vagina
  • Sering buang air kecil
  • Sembelit
  • Nyeri panggul

5. Kanker Orofaring

Menurut Cancer Treatment Centers of America, HPV menyebabkan kanker tenggorokan, khususnya kanker orofaring. Kanker orofaring merupakan kanker yang menyerang bagian belakang tenggorokan, termasuk pangkal lidah dan amandel. Umumnya, kanker jenis ini lebih banyak terjadi pada pria ketimbang wanita.

Mencegah Risiko Kesehatan Akibat Infeksi HPV

Mengingat banyak sekali bahaya HPV terhadap tubuh, maka pencegahan mutlak dilakukan. Tidak adanya gejala di awal terjangkitnya virus ini, sehingga infeksi HPV seringnya terlambat dideteksi.

Untuk itu, cara efektif menangkal virus ini adalah dengan melakukan vaksinasi HPV. Vaksin HPV akan melindungi tubuh dari risiko terjangkitnya penyakit-penyakit berbahaya yang mungkin ditimbulkan virus HPV.

Para ahli mengatakan bahwa semakin muda seseorang mendapatkan vaksin ini, tingkat efektivitas kerja vaksin ini akan semakin tinggi.

Anak perempuan disarankan mendapatkan vaksin ini mulai usia 9 tahun Namun jika Anda sudah berusia dewasa, tetap tak ada kata terlambat untuk mendapatkan vaksinasi HPV, dengan catatan bagi yang sudah melakukan hubungan seksual dianjurkan untuk melakukan pap smear test sebelum melakukan tindakan vaksinasi.

Sayangi diri Anda, keluarga, dan orang-orang terdekat Anda dengan melakukan vaksin HPV. Karena, siapa lagi yang menyangi tubuh anda sendiri kalau bukan Anda?

Sumber : Hellosehat.com

Komentar