JAKARTA – Pergerakan kurs rupiah semakin terperosok di awal pekan. Bahkan, sore ini mata uang Tanah Air tersebut telah menembus level Rp 14 ribu per dolar AS.
Berdasarkan spot perdagangan mata uang, Senin (7/5), mata uang rupiah ditutup melemah 56 poin atau 0,40 persen di Rp 14.001 per dolar AS. Padahal saat pembukaan masih di posisi Rp 13.949 per dolar AS.
Sementara berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), kurs rupiah berada di level Rp 13.956 per dolar AS. Angka itu semakin merosot dibandingkan, Jumat lalu yang Rp 13.943 per dolar AS.
Analis Binaartha Securities Reza Priyambada mengatakan, pergerakan mata uang dolar AS memang masih cenderung menguat. Dengan begitu memberikan imbas pada pergerakan rupiah yang kembali melemah di awal pekan ini.
Adanya rilis Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia yang mengindikasikan peningkatan pertumbuhan penjualan eceran pada Maret 2018 yang didukung kelompok suku cadang dan aksesori serta kelompok makanan, minuman dan tembakau yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tumbuh 2,5 persen (yoy), meningkat dari 1,5 persen (yoy) pada bulan sebelumnya pun tidak cukup kuat mengangkat kurs rupiah. Begitu pula dengan rilis Ekonomi Indonesia di kuartal I 2018 yang 5,06 persen juga tidak membuat rupiah bergerak positif.
“Pergerakan dolar AS masih cenderung menguat meski dirilis penambahan kinerja yang di bawah estimasi sebelumnya. Pelaku pasar masih mengkhawatirkan adanya peningkatan inflasi pada ekonomi AS,” ujar Reza di Jakarta, Senin, (7/5).
Bertambahnya lapangan pekerjaan di AS, diperkirakan pula akan mendorong peningkatan sehingga inflasi dapat terjadi. Di sisi lain, Reza mengatakan, perkiraan akan meningkatnya inflasi tentunya akan mendorong The Fed menaikan tingkat suku bunganya.
“Masih adanya kekhawatiran akan peningkatan inflasi telah mendorong perkiraan akan kenaikan tingkat suku bunga The Fed yang mana akan berimbas pada terapresiasinya USD. Sementara itu, sentimen dari dalam negeri dianggap belum cukup kuat signidfikan untuk mengangkat rupiah,” tegasnya.
Reza berharap, kepanikan dapat mereda dan sentimen dari dalam negeri dapat lebih positif. Hal itu untuk menarik minat pelaku pasar terhadap rupiah sehingga pelemahannya dapat lebih tertahan. “Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 14.025 per dolar AS dan resisten Rp 13.987 per dolar AS,” ujarnya. Sumber : Republika
[related-content]
Komentar